Pemerintah Venezuela sedang mencari cara untuk memulangkan 14 ton emas senilai sekitar US$ 550 juta atau sekitar Rp8 triliun dari Bank of England. Langkah ini dilakukan Caracas takut bahwa pada suatu saat emas milik mereka tersebut terpengaruh sanksi Amerika bahkan mungkin dibekukan.
Reuters, mengutip dua sumber yang dikatakan memiliki pengetahuan langsung tentang situasi tersebut mengatakan Bank of England sudah setuju dengan rencana Venezuela untuk menarik emas tersebut.
Namun pengiriman kembali ke Caracas telah ditahan selama hampir dua bulan, dengan alasan kesulitan memperoleh asuransi untuk pengiriman besar.
“Mereka masih berusaha mencari asuransi, karena biayanya tinggi,” kata pejabat itu, tanpa menjelaskan pihak mana yang bertanggung jawab atas pengiriman itu. Bank of England dan Bank Sentral Venezuela tidak menanggapi permintaan untuk komentar dari Reuters.
Kamis lalu, Presiden Amerika Donald Trump memberlakukan sanksi baru terhadap Venezuela, melarang perusahaan Amerika dan individu untuk membeli emas negara Amerika Latin, mendorong Presiden Venezuela Nicolas Maduro untuk menuduh Trump mengalami “skizofrenia” dan bersumpah bahwa Caracas tidak akan “berlutut pada imperialism Amerika.”
Menurut Maduro, pemerintah Venezuela sedang dalam proses sertifikasi 32 ladang emas yang akan mengubah Venezuela menjadi negara dengan cadangan emas terbesar kedua di Bumi. Dengan investasi sektor publik dan swasta, pemerintah juga membangun 54 pabrik pengolahan emas.
Bulan lalu, para pejabat Venezuela berjanji untuk melakukan semua transaksi perdagangan internasional dalam euro, yuan dan mata uang konvertibel lainnya dan meninggalkan dolar Amerika karena sanksi ekonomi dan keuangan oleh Washington.
Dalam beberapa tahun terakhir, Venezuela telah menghadapi krisis ekonomi akut disertai dengan hiperinflasi, devaluasi mata uang nasional dan kekurangan barang di toko.
Memenangkan masa jabatan kedua di kantor pada Mei 2018, Presiden Nicolas Maduro berjanji untuk menjadikan pemulihan ekonomi sebagai salah satu prioritas utama pemerintah. Namun, sanksi Amerika terhadap Venezuela telah memperparah masalah yang dihadapi sektor minyak negara itu.
Menurut sebuah artikel Oktober di Financial Times, Venezuela dan perusahaan minyak negara, PDVSA telah gagal memenuhi hampir semua komitmen mereka kepada para pemegang obligasi selama setahun terakhir dan tunggakan serta utang mencapai US$ 60 miliar.