EA-6B Prowler telah menjadi platform yang digunakan untuk mengganggu komunikasi musuh dan melakukan serangan elektronik sejak Perang Vietnam. Tetapi matahari harus terbenam. Satu skuadron terakhir pesawat legendaris ini akan segera dinonaktifkan.
Satu-satunya skuadron yang masih menerbangkan pesawaat ini adalah Marine Tactical Electronic Warfare Squadron 2, atau VMAQ-2 Korps Marinir Amerika Serikat. Skuadron ini dijadwalkan akan kembali ke rumah pada awal November ini dari penempatan terakhirnya.
Christopher Harrison, seorang juru bicara Marinir sebagaimana dikutip Marine Times Senin 5 November 2018 mengatakan skuadron ini direncanakan akan berhenti operasi pada Maret 2019.
Pesawat ini benar-benar bertempur hingga akhir masa tugasnya. VMAQ-2 baru-baru ini telah dikerahkan ke wilayah operasi Komando Pusat Amerika untuk bergabung dalam perang melawan ISIS di Irak dan Suriah.
Terlepas dari usia pesawat, platform ini sangat penting untuk operasi di kawasan Komando Sentral atau CENTCOM dengan kemampuannya untuk membobol komunikasi ISIS dan IED yang dikontrol radio, dan menekan sistem pertahanan udara Suriah maupun Rusia.

Prowler digunakan untuk mengawal sepasang pembom B-1 pada bulan April saat melakukan serangan udara terhadap rezim Suriah setelah menuduh rezim itu menggunakan senjata kimia. EA-6B kemungkinan digunakan menekan pertahanan udara Suriah dan Rusia.
Pada bulan Mei, VMAQ-3 yang juga menerbangkan pesawat ini dinonaktifkan meninggalkan VMAQ-2 sebagai skuadron terakhir yang masih beroperasi.
Pesawat-pesawat itu akan disimpan di Aerospace Maintenance and Regeneration Group di Davis-Monthan Air Force Base di Tucson, Arizona, yang dijuluki Boneyard.
EA-6B Prowler telah dicoret dari Angkatan Laut Amerika sejak 2015 tapi Marinir masih menerbangkan pesawat ini. Prowler terbang pertama pada tanggal 25 Mei 1968 masuk layanan hanya tiga tahun kemudian.
Pesawat itu berasal dari pesawat serangan A-6 Intruder dan diproduksi sebanyak 170 . Jenis yang memainkan peran kunci dalam setiap konflik besar yang melibatkan Amerika untuk serangan elektronik dan mencari sumber radar. Penerbangan terakhir dari kapal induk Amerika dilakukan November 2014 lalu.
Pesawat ini awalnya diciptakan untuk mampu mengacaukan bahkan merebut radar musuh. Tetapi kemampuannya terus berkembang hingga saat ini pesawat ini dapat mematikan alat komunikasi musuh semisal ponsel yang digunakan untuk memicu bom.

Bahkan pesawat ini bisa membuka pintu garasi yang menggunakan perangkat elektronik. Prowler juga dapat mendeteksi sinyal lawan, yang berguna untuk mengumpulkan intelijen. Dan hal inilah yang menjadikan Prowler masih sangat dibutuhkan di Irak saat ini.
Bukan itu saja EA-6B milik Marinir bisa memotong beberapa siaran propaganda ISIS. Kelompok ini secara rutin mengambil frekuensi dan internet untuk melakukan propaganda dan rekrutmen. Dan siaran ini bisa diblok oleh sistem jamming Prowler.
Setelah seluruh EA-6B Prowler pensiun, Marinir Amerika Serikat tidak lagi memiliki aset pesawat serangan elektronik. Berbeda dengan Angkatan Laut Amerika yang mengganti pesawat ini dengan E-18G Glower.