Israel Klaim Telah Serang Suriah Pasca Kedatangan S-300

Israel Klaim Telah Serang Suriah Pasca Kedatangan S-300

Israel mengklaim telah melakukan serangan ke Suriah setelah negara tersebut menerima sistem pertahanan udara S-300 dari Rusia.

Awal pekan ini seorang pejabat militer senior Israel yang tidak disebutkan namanya mengungkapkan kepada media Israel meski Tel Aviv harus bekerja dengan Moskow untuk meningkatkan “deconfliction” dari misinya, serangan udara tidak pernah berhenti.

“IDF telah menyerang di Suriah, termasuk setelah jatuhnya pesawat Rusia. Koordinasi militer dengan Rusia berlanjut seperti sebelumnya,” kata sumber itu.

Pengamat media sosial yang memantau serangan Israel terhadap Suriah menyebut serangan terakhir terjadi lebih dari sebulan lalu. Menurut beberapa ahli, serangan Israel ditujukan untuk menguji tanggapan Rusia.

Laporan-laporan menyatakan bahwa serangan baru-baru ini dilakukan di siang hari, dan Rusia diperingatkan sebelumnya.

Media Israel melaporkan sebagaimana dikutip Press TV melaporkan para pejabat Rusia marah dengan serangan baru Israel bahkan hingga membuat hubungan antara Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman dan Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Shoygu telah terputus.

Laporan-laporan, mengutip lebih sejumlah sumber tanpa nama dalam militer Israel, lebih lanjut mencatat bahwa Kremlin juga menolak upaya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menjadwalkan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin guna membahas penempatan S-300.

Rusia mendesak Israel untuk melakukan penilaian yang baik atas pengiriman Moskow sistem pertahanan rudal S-300 ke Suriah.

Kemarahan Rusia juga bisa terbaca dari pernyataan keras baru-baru ini. Pada Rabu 1 November 2018, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan Moskow sedang mempersiapkan S-300 untuk digunakan di Suriah.

“Sistem ini adalah peringatan bagi semua pemarah di wilayah ini,” ia memperingatkan, tanpa menyebut Israel secara eksplisit.

Dia juga meminta agar tidak ada yang berani-berani memprovokasi S-300 karena akan mendapat akibat buruk.

Asia Times juga menyebut saat ini hubungan antara Rusia dan Israel tengah membara terkait masalah Suriah. Tawaran Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk bertemu Putin ditanggapi dingin.

Sempat muncul kabar kedua pemimpin itu akan bertemu di sela-sela peringatan 100 tahun Perang Dunia I di Prancis bulan ini. Tetpai tampaknya Putin tidak memiliki waktu untuk Netanyahu.

“Agenda kunjungan Paris hanya mencakup satu pertemuan bilateral akan bersama [Presiden AS Donald] Trump,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, sebagaimana dikutip kantor berita Tass.

Peskov mengakui Putin dijadwalkan untuk menghadiri acara peringatan 100 tahun gencatan senjata Perang Dunia I, tetapi tidak ada agenda bertemu Netanyahu.