Para peneliti militer Amerika telah mengembangkan dan menguji sistem baru yang memungkinkan pilot helikopter sepenuhnya untuk menyerahkan pesawat terbang secara benar-benar otonom.
Sistem ALIAS, atau Aircrew Labor In-Cockpit Automation System, dikembangkan oleh DARPA untuk menyediakan pilot cadangan yang tidak terlihat yang memungkinkan pilot sebenarnya melakukan hal-tugas-tugas seperti mengkoordinasikan pasukan, menyesuaikan rencana tindakan, atau hal lain yang membutuhkan perhatian penuh. Pilot dapat kembali ke ALIAS untuk mengatur rute atau merencanakan ulang penerbangan yang sedang berlangsung sesuai kebutuhan.
Sistem ALIAS dimasukkan ke dalam helikopter Sikorsky S-76B komersial yang dijuluki SARA (Sikorsky Autonomy Research Aircraft) dan didemonstrasikan di Fort Eustis, Virginia, pada bulan Oktober 2018.
Menurut DARPA, helikopter mampu melakukan sejumlah misi, termasuk penerbangan dataran rendah, pelarian dan pendaratan di wilayah terbatas, pemilihan zona pendaratan, perencanaan lintasan, dan penghindaran penghalang kabel. Helikopter menggunakan sensor LIDAR untuk menentukan jarak dari rintangan, terutama dalam memilih zona pendaratan yang aman.
Selain membebaskan pilot untuk melakukan pekerjaan lain yang diperlukan, otomatisasi ini dapat berguna jika salah satu atau kedua pilot terluka. Helikopter dengan kemampuan otonom dapat menerbangkan misi berisiko rendah, seperti pasokan berjalan, sementara pilot tidur. Itu juga bisa memungkinkan unit-unit helikopter untuk terus menerbangkan misi sederhana selama kekurangan pilot.
Sikorsky, sebuah divisi dari Lockheed Martin, sedang bekerja untuk memperluas ALIAS ke dalam pesawat baik yang terbang maupun tidak, termasuk helikopter dan pesawat sayap tetap. Fase berikutnya dalam proyek ini adalah menginstal ALIAS di helikopter UH-60 Blackhawk yang akan dimulai pada 2019.
Berikut video DARPA tentang ALIAS