Meski Sudah Ada S-300, Amerika Terus Lakukan Serangan Udara ke Suriah

Meski Sudah Ada S-300, Amerika Terus Lakukan Serangan Udara ke Suriah

Koalisi pimpinan Amerika Serikat membuktikan mereka tidak mengurangi intensitas serangan udara ke Suriah meski negara tersebut telah menerima sistem pertahanan udara S-300 dari Rusia.

Serangan udara Amerika Serikat dilaporkan kembali menyasar Deir Ez-Zor Selasa 30 Oktober 2018. Ini adalah serangan kesekian kalinya di salah satu provinsi Suriah tersebut.

Serangan terjadi dua hari setelah serangan udara lain di desa Al-Sousse, yang terletak di pinggiran timur Deir Ez-Zor, yang dilaporkan menewaskan 5 warga sipil, termasuk dua anak.

Sputnik melaporkan Selasa 30 Oktober 2018, serangan di daerah tersebut sebelumnya telah mendorong pemerintah Suriah memita PBB turun tangan karena karena ada laporan tentang penggunaan fosfor putih yang dilarang.

Awal bulan ini, Damaskus dalam sepucuk surat kepada PBB menuduh koalisi pimpinan Amerika melanggar hukum internasional dan membunuh warga sipil. Suriah juga mengatakan serangan Amerika tidak ditujukan untuk memerangi terorisme di negara itu.

Pernyataan itu menyusul serangkaian serangan udara di kota Hajin, yang menurut kantor berita Suriah SANA, termasuk penggunaan fosfor putih yang dilarang.

Serangan ini sekaligus membuktikan janji Amerika bahwa mereka tetap akan melakukan misi ke Suriah meski sistem pertahanan S-300 telah diinstal di negara tersebut oleh Suriah.

Ada beberapa kemungkinan kenapa Suriah tidak menggunakan S-300. Selain khawatir penggunaan S-300 akan meningkatkan ekskalasi, Suriah hampir pasti memang belum menguasai sepenuhnya penggunaan S-300. Rusia dilaporkan telah mengirim tim untuk melatih personel Suriah mengoperasikan senjata tersebut.