Lembaga Survei Geologi Amerika atau US Geological Survey (USGS) dibuat pusing tujuh keliling karena jaringan komputer mereka terinfeksi virus. Penyebabnya, salah satu karyawan lembaga yang memantau geologi, termasuk gempa di seluruh dunia itu kecanduan mengakses web porno Rusia.
Laporan Kantor Inspektur Jenderal USGS yang dirilis 17 Oktober 2018 menyebutkan karyawan itu tampaknya mengunjungi situs-situs pornografi di laptopnya yang dikeluarkan pemerintah, yang menjadi jalur malware disebarkan melalui jaringan.
Karyawan itu, yang namanya disunting dalam laporan itu, mengunjungi ribuan situs porno. “Lebih dari 9.000 web dikunjungi diarahkan melalui situs web yang berasal dari Rusia dan berisi malware,” kata laporan itu.
Menurut laporan itu sejumlah gambar porno disimpan di perangkat USB yang tidak sah dan ponsel android pribadi karyawan juga terinfeksi malware.
USGS berada di bawah Kementerian Dalam Negeri, melarang karyawan melihat atau mendistribusikan pornografi di komputer pemerintah. Karyawan juga dilarang menghubungkan perangkat pribadi mereka ke komputer atau jaringan pemerintah. Aturan ini juga dilanggar oleh karyawan tersebut.
Kementerian Dalam Negeri Amerika melakukan pelatihan keamanan TI setahun sekali, di mana karyawan menandatangani pernyataan yang mengatakan bahwa mereka memahami aturan tersebut. Karyawan tersebut menghadiri acara pelatihan tahunan tersebut dan dia juga menyetujui aturan perilaku yang ditetapkan.
Menurut NextGov, sejumlah lembaga pemerintah Amerika memiliki skandal serupa di masa lalu, termasuk Badan Perlindungan Lingkungan, Komisi Sekuritas dan Pertukaran, Internal Revenue Service, dan sekitar selusin lembaga lainnya.
“Sebagian besar situs porno tidak secara aktif mencoba menginstal malware di perangkat Anda, karena itu akan mengganggu model bisnis mereka agar membuat Anda kembali ke situs, mengklik dan melihat iklan, dan berlangganan konten premium mereka,” kata pengembang web dan pakar teknologi informasi Chris Garaffa kepada Sputnik Selasa 30 Oktober 2018.
“Namun, jaringan iklan pihak ketiga dapat dimanfaatkan untuk mengirimkan malware. Ini tidak hanya berlaku untuk situs-situs porno tetapi ke situs dengan iklan di dalamnya.”