Krisis nasional melanda Islandia minggu ini ketika pasukan 7.000 pelaut dan Marinir Amerika menyerbu ibu kota Reykjavík dan menguras habis persediaan bir yang ada di kota tersebut. Berbagai bar yang ada kehabisan stok dan harus mengeluarkan sinyal tanda bahaya.
Iceland Magazine sebagaimana dikutip Military Times melaporkan Senin 29 Oktober 2018, para pelaut dan Marinir yang mengambil bagian dalam latihan Trident Juncture NATO sebagian besar langsung menuju ke kapal ke bar terdekat untuk mencari bir.
“Pemilik bar mencoba mengakomodasi serangan para pelanggan Amerika, tetapi mereka harus menghadapi permintaan yang luar biasa,” kata blogger lokal, Eirikur Jónsson.
Gelombang demi gelombang pelaut dan Marinir dehidrasi menyerbu ke kota, mengisi tempat-tempat lokal selama empat hari berturut-turut.
Restoran, Sæta Svínið adalah salah satu yang pertama kehabisan bir. Pemilik bar mencoba meminjam dari bar lain, tetapi orang Amerika terlalu banyak.
Ketika bar-bar lainnya dengan cepat mulai mengering, pemilik yang mengatakan bahwa mereka tidak pernah mengalami serangan alkohol seperti itu mengeluarkan sinyal bahaya bir.
Salah satu pabrik bir lokal Islandia, Ölgerð Egils Skallagrímssonar, menjawab panggilan itu dan segera mulai bekerja lembur untuk mendistribusikan pengiriman bir darurat untuk menjamu orang Amerika.
Ketika kapal akhirnya berangkat dari Reykjavík, kota dengan populasi sekitar 120.000 orang tersebut akhirnya bisa bernapas. Islandia sendiri secara total hanya memiliki populasi 340.000 orang.
Islandia selamat dari krisis itu, Amerika telah meminum isinya. Namun belum ada laporan tentang pesta pora yang berlebihan.