Belum Mulai, Prancis-Jerman Sudah Tegang Soal Jet Tempur Masa Depan
Desain jet tempur masa depan yang dirilis Dassault Prancis

Belum Mulai, Prancis-Jerman Sudah Tegang Soal Jet Tempur Masa Depan

Prancis telah mengancam untuk membatalkan proyek jet tempur generasi berikutnya dengan Jerman, kecuali Jerman setuju untuk mengizinkan ekspor terbatas pesawat tempur, bahkan ke negara-negara yang terlibat dalam konflik.

Majalah Der Spiegel Jerman mengutip kabel rahasia yang dikirim oleh duta besar Jerman di Prancis, mengatakan para pejabat Prancis membuat posisi mereka jelas selama pertemuan di Paris pada 21 September 2018 lalu.

Pejabat di Kementerian Pertahanan Jerman yang mengawasi proyek itu tidak bisa dihubungi untuk dimintai komentar. Demikian juga pejabat Kementerian Pertahanan Prancis dan kepresidenan Prancis.

Proyek ini pertama kali diumumkan oleh Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Juli 2017, bersama dengan rencana untuk mengembangkan tank baru.

Selama pertemuan September, Claire Landais, Sekretaris Jenderal Prancis untuk pertahanan dan keamanan nasional, mengatakan ekspor tidak terbatas adalah bagian sentral dari pembiayaan proyek secara keseluruhan dan Prancis memandang “jaminan jangka panjang untuk ekspor peralatan masa depan sebagai penting, “tulis Spiegel yang dilansir Reuters Sabtu 27 Oktober 2018.

“Hanya ketika jaminan semacam itu telah dibuat, lampu hijau politik akan diberikan untuk menggelontorkan miliaran euro dalam investasi.”

Pekan lalu, kepala pertahanan Airbus, Dirk Hoke, memperingatkan Prancis agar tidak menuntut terlalu banyak bagian dari program itu, dan mengatakan itu bisa menipiskan peluangnya untuk disetujui oleh parlemen Jerman.

Hoke mengatakan kepada situs web Prancis, La Tribune.  Airbus telah setuju untuk membiarkan saingannya, Dassault Prancis  memimpin pengembangan pesawat tempur baru tersebut, tetapi itu tidak berarti Prancis akan menjalankan proyek secara keseluruhan, yang juga akan mencakup pesawat tanpa awak dan senjata lainnya.

Laporan Spiegel dan komentar Hoke menunjukkan ketegangan atas usaha ambisius oleh dua negara dengan pandangan yang sangat berbeda tentang ekspor senjata.

Pemerintah Kanselir Jerman Angela Merkel telah menghentikan pengiriman senjata ke Arab Saudi sebagai protes atas pembunuhan wartawan Saudi Jamal Khashoggi di dalam konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober.

Reaksi Prancis terhadap kasus Khashoggi cukup hati-hati hingga untuk mencoba mempertahankan hubungan dengan Riyadh dan melindungi hubungan komersial yang mencakup energi, keuangan, dan persenjataan.

Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan pada hari Jumat bahwa seruan beberapa negara Uni Eropa termasuk Jerman untuk menangguhkan penjualan senjata ke Arab Saudi sejak pembunuhan Khashoggi yang berbau “penghasutan” populis.

Chief Executive Airbus Tom Enders secara kritis mengomentari sikap Jerman dengan mengatakan kepada Der Spiegel. “Berlin tidak dapat terus-menerus menyerukan kerjasama Eropa, tetapi kemudian mundur ketika itu menjadi konkret,” katanya.