Laporan terbaru menunjukkan bahwa pemerintah Australia semakin dekat untuk menyelesaikan kesepakatan dengan Papua Nugini guna mengembangkan pangkalan angkatan laut bersama Lombrum di Pulau Manus.
Pangkalan Angkatan Laut Lombrum pertama kali didirikan oleh Amerika Serikat pada tahun 1944 atau era Perang Dunia II setelah pasukan Jepang dipindahkan dari pulau itu. Basis yang dibangun Amerika termasuk dermaga dan landasan setinggi 9.000 kaki.
Meskipun pangkalan itu kemudian diambil alih oleh Australia, akhirnya diberikan kepada Papua Nugini setelah menjadi negara merdeka pada tahun 1975.
Dalam beberapa bulan terakhir, telah dilaporkan oleh berbagai outlet di Land Down Under, termasuk Australian Associated Press, bahwa pejabat pertahanan Australia telah dikirim ke Pulau Manus untuk melihat kondisi lebih lanjut.
Kunjungan itu dikatakan telah berlangsung antara 28 Agustus dan 30 Agustus setelah Perdana Menteri Papua Nugini Peter O’Neill menyatakan minatnya ingin membangun kembali pangkalan angkatan laut bersama Canberra.
Menurut Menteri Pertahanan Australia Greg Moriarty, biaya pengembangan akan ditanggung kedua negara, dengan porsi yang lebih besar ada pada pemerintah Australia.
“Harapan saya adalah bahwa jika pemerintah Australia menyetujui sesuatu seperti itu, kami akan mengambil bagian terbesar dari pendanaan,” Moriarty, berbicara kepada anggota komite pada sidang Senat Australia baru-baru ini, mengatakan.
“Tapi PNG akan memberikan kontribusi, seperti yang sudah mereka lakukan, untuk pemeliharaan dan keberlangsungan basis itu.”
Menurut Australian Associated Press sebagaimana dikutip Sputnik Sabtu 27 Oktober 2018, Australia telah menghabiskan sekitar US$ 5 juta untuk memperbarui dermaga di pangkalan tersebut. Dana tersebut merupakan tambahan empat kapal patroli yang diharapkan akan diberikan ke Papua Nugini.
Pangkalan angkatan laut gabungan itu juga memungkinkan menjadi rumah kapal perang Amerika dan dianggap sebagai aset strategis dan dapat digunakan untuk mendukung operasi amfibi yang dilakukan oleh Marinir Amerika.
Analis pertahanan Amerika Paul Buchanan mengatakan Jumat 26 Oktober 2018 bahwa pangkalan angkatan laut dapat dengan mudah digunakan sebagai sarana untuk mengawasi China dan melacak kapal selamnya. Tetapi jangan lupa, pangkalan ini juga akan memberi akses yang lebih mudah bagi Australia untuk memantau dan bahkan menyusup ke Indonesia dari wilayah utara.