Setelah Berturut-Turut Gagal, Amerika Akhirnya Sukses Uji SM-3 Block IIA
SM-3 blok IIA /US Navy

Setelah Berturut-Turut Gagal, Amerika Akhirnya Sukses Uji SM-3 Block IIA

Angkatan Laut Amerika berhasil menghancurkan sebuah rudal balistik jarak menengah  dengan Standard Missile-3 (SM-3) Block IIA selama tes di Pasifik. Ini adalah tes berhasil kedua setelah dua kegagalan berturut-turut.

Badan Pertahanan Rudal atau Missile Defense Agency (MDA) mengatakan pengujian dilakukan dari kapal USS John Finn.  “Para pelaut US Navy AS di atas kapal USS John Finn (DDG-113) berhasil melakukan pencegatan target rudal balistik jarak menengah dengan Standard Missile-3 (SM-3) Blok IIA selama uji terbang dari pantai barat Hawaii, “kata pernyataan yang dirilis Jumat 26 Oktober 2018.

MDA menjelaskan bahwa rudal sasaran diluncurkan dari Fasilitas Rudal Pasifik di Kauai, Hawaii, dan John Finn mendeteksi dan melacaknya dengan radar AN / SPY-1 menggunakan sistem senjata Aegis.

“Setelah memperoleh dan melacak target, kapal meluncurkan rudal SM-3 Block IIA yang mencegat target,” kata rilis itu.

Direktur MDA Letnan Jenderal Sam Greaves menyebut keberhasilan ini sebagai pencapaian luar biasa dan tonggak utama untuk SM-3 Blok IIA.

Raytheon sedang mengembangkan rudal tersebut sebagai bagian dari proyek gabungan antara Amerika dan Jepang, yang berencana untuk memasang dua sistem untuk mempertahankan diri dari ancaman program nuklir dan rudal Korea Utara.

“Ini keberhasilan kedua untuk SM-3 Blok IIA yang kami bagikan dengan Badan Pertahanan Rudal dan Jepang, mitra pembangunan kami,” kata Presiden Lawrence Lawrence, Raytheon Missile Systems, dalam sebuah pernyataan yang dikutip Defense News. “Bersama-sama, kami sedang membangun solusi paling canggih untuk pertahanan rudal balistik.”

SM-3 Blok IIA juga beroperasi sebagai bagian dari sistem pertahanan rudal balistik Aegis, komponen angkatan laut dari sistem pertahanan rudal balistik Amerika.

Rudal ini diyakni akan lebih mampu dalam pencarian mencegat serta mengakuisi sasaran di banding pendahulunya SM-3 Blok IB. Selain itu rudal ini akan memberikan penilaian data kerusakan ke peluncur. Dengan kendaraan yang lebih canggih serta motor roket yang lebih besar, memungkinkan SM-3 Blok IIA untuk terlibat dengan ancaman yang lebih cepat dan melindungi daerah yang lebih luas.

Tes SM-3 sempat diwarnai sejumlah kegagalan. Meski pengujian pertama pada Februari 2017 berhasil, tes kedua pada Juni 2017  gagal setelah seorang personel secara tidak sengaja memicu fitur penghancuran diri rudal itu dengan salah mengidentifikasinya sebagai sasaran yang ramah. Tes ketiga, yang diadakan pada Januari 2018 juga berakhir dengan kegagalan padahal menghabiskan dana sekitar US$ 130 juta atau kurang lebih Rp1,9 triliun.

And bisa melihat rekaman uji sukses tersebut DI SINI

Baca juga:

SM-6, SM-2, SM-3 Apa Beda dan Fungsinya?