Dituduh Rusia Kendalikan Serangan Drone ke Hmeymim, Ini Reaksi Amerika
Pangkalan Hmeymim/ Sputnik

Dituduh Rusia Kendalikan Serangan Drone ke Hmeymim, Ini Reaksi Amerika

Rusia secara terang-terangan menuduh Amerika berada di balik serangan drone ke pangkalan Hmeymim Suriah beberapa waktu lalu.

Tuduhan ini pun ditanggapi Amerika sebagai pernyataan yang sama sekali tidak berdasar. “Setiap dugaan bahwa pasukan Amerika atau pasukan koalisi memainkan peran dalam serangan terhadap pangkalan Rusia adalah tanpa dasar fakta dan benar-benar tidak bertanggung jawab,” kata juru bicara Operasi Inherent Resolve Sean Ryan kepada Sputnik Jumat 26 Oktober 2018.

Sebelumnya dilaporkan Wakil Menteri Pertahanan Rusia Kolonel Jenderal Alexander Fomin menuduh Amerika terlibat dalam serangan drone yang terjadi di pangkalan militer mereka di Suriah

Pada sidang paripurna dari Forum Xiangshan Beijing tentang keamanan Kamis 25 Oktober 2018 Fomin mengatakan drone yang menyerang pangkalan udara Hmeymim Rusia di Suriah itu dioperasikan dari pesawat pengintai P-8 Poseidon milik Angkatan Laut Amerika.

“Tiga belas pesawat api bergerak  yang dioperasikan oleh satu awak. Selama ini pesawat pengintai P-8 Poseidon Amerika berpatroli di wilayah Laut Mediterania selama delapan jam,” katanya. P-8 Poseidon merupakan pesawat patroli maritim dan antikapal selam milik Angkatan Laut Amerika.

Ketika drone bertemu dengan penanggulangan elektronik dari sistem Rusia, mereka beralih ke mode panduan manual, katanya.

“Panduan manual dilakukan bukan oleh beberapa penduduk desa, tetapi oleh Poseidon-8, yang memiliki peralatan modern. Mereka melakukan kontrol manual,” wakil menteri pertahanan mencatat.

“Ketika 13 drone ini menghadapi sistem peperangan elektronik kami, mereka bergerak ke suatu tempat, menerima perintah yang sesuai dan mulai dioperasikan dari ruang angkasa dan menerima bantuan dalam menemukan lubang yang disebut di mana mereka mulai menembus. Kemudian mereka dihancurkan, ” kata Fomin sebagaimana dilaporkan TASS.

Menyusul laporan, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan kepada para wartawan bahwa insiden itu mungkin akan dibahas dalam pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan timpalannya dari Amerika, Donald Trump, yang mungkin akan berlangsung pada 11 November.