Presiden Rusia Vladimir Putin menengaskan Eropa akan berada dalam gadis bidik mereka jika sampai setuju untuk menjadi tuan rumah rudal Amerika.
Presiden Rusia mengatakan hal itu saat menguraikan skenario di mana Amerika akan menarik diri dari perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) dan memutuskan untuk menempatkan rudal nuklir di depan pintu Rusia.
Pakta INF, yang mulai berlaku pada 1988, melarang pengembangan, produksi, dan penyebaran rudal berbasis darat dan rudal jelajah dengan kisaran antara 500 km hingga 5.500 km. “Jika mereka dikerahkan di Eropa, kami akan secara alami harus merespons dalam bentuk yang sama,” kata Putin pada konferensi pers Rabu 24 Oktober 2018.
Dia menambahkan bahwa dalam skenario ini, “negara-negara Eropa harus memahami bahwa mereka akan mengekspos wilayah mereka dari kemungkinan ancaman serangan balas dendam. ”
Pemimpin Rusia itu mengatakan dia tidak ingin melihat penumpukan nuklir di Eropa, karena akan menempatkan benua itu sendiri dalam posisi rentan. “Saya tidak mengerti mengapa kita harus menempatkan Eropa dalam bahaya besar seperti itu,” katanya sebagaimana dilaporkan Russia Today.
Meksi Rusia tidak ingin melihat situasi seperti itu, ia akan dipaksa untuk menanggapi dengan cara yang sama.
Peringatan dari Moskow datang setelah kunjungan Penasihat Keamanan Nasional John Bolton ke Moskow. Bolton menegaskan kembali keinginan Presiden AS Donald Trump untuk menarik diri dari perjanjian INF, yang telah menjadi salah satu pilar utama arsitektur keamanan Eropa selama 30 tahun.
Amerika mengklaim bahwa Rusia melanggar kesepakatan INF dengan membangun rudal yang dilarang. Moskow membantah tuduhan-tuduhan ini dan berpendapat bahwa Amerika yang tidak patuh, karena ia dapat menggerakkan kembali kompleks pertahanan rudal yang ditempatkan di Eropa dan menggunakannya sebagai peluncur ofensif.
Alasan lain bagi Washington untuk membatalkan perjanjian adalah militerisasi China yang sedang berlangsung. Amerika yakin bahwa sekitar sepertiga hingga setengah dari kemampuan rudal China akan dilarang perjanjian tersebut seandainya negara itu masuk dalam INF.
Perancis, Jerman dan China telah memperingatkan Trump agar tidak merusak kesepakatan tersebut dan memperingatkan bahwa itu akan membahayakan keamanan di seluruh dunia. Moskow mengatakan bahwa Amerika akan secara efektif memulai perlombaan senjata baru jika secara sepihak meninggalkan perjanjian.
Sementara itu, kepala NATO Jens Stoltenberg menyatakan bahwa aliansi tidak mempertimbangkan penggelaran rudal nuklir lagi di Eropa sebagai tanggapan terhadap dugaan ancaman Rusia.