Militer Amerika Memutus Kontak Langsung dengan Pasukan Afghanistan
Pasukan Amerika di Afghanistan

Militer Amerika Memutus Kontak Langsung dengan Pasukan Afghanistan

Para pejabat militer Amerika mengatakan mereka telah menghentikan sebagian besar kontak langsung dengan anggota pasukan keamanan Afghanistan. Personel Amerika juga ditarik dari fasilitas keamanan Afghanistan.

Langkah ini diambil setelah terjadi dua penembakan oleh orang dalam dalam seminggu terakhir yang menewaskan komandan polisi Afghanistan  dan tentara Ceko.

Seorang juru bicara Opersi Resolute Support  menggambarkan langkah itu sebagai praktik “standar” setelah serangan “green-on-blue”  atau serangan oleh personel keamanan Afghanistan terhadap pasukan asing.

Dia mengatakan kontak reguler dilanjutkan melalui telepon dan email antara Amerika dan pejabat keamanan Afghanistan. Jika ada pertemuan maka akan dilakukan di fasilitas milik Amerika.

Seorang perwira senior militer Afghanistan, yang ditempatkan di sebuah pangkalan gabungan dengan pasukan asing, mengatakan bahwa pasukan Amerika telah diperintahkan untuk tidak mengunjungi markas Afghanistan selama beberapa hari. “Tetapi kami dapat mengunjungi mereka,” kata perwira yang minta namanya tidak disebut itu sebagaimana dikutip Washington Post Kamis 25 Oktober 2018. Dia juga mengatakan pusat kendali dan komando bersama tetap aktif.

Juru bicara Resolute Support, Letnan David Lightler, mengatakan langkah-langkah pencegahan diambil setelah penembakan di provinsi Herat barat pada hari Senin yang menewaskan seorang tentara Ceko dan melukai dua orang lain.

Namun langkah-langkah itu juga mencerminkan meningkatnya kekhawatiran tentang keamanan pasukan Amerika dan pasukan asing lainnya  menyusul pembunuhan di provinsi Kandahar yang menewaskan Letnan Jenderal Abdul Raziq, empat hari sebelum pembunuhan di Herat. Pembunuhan itu menciptakan kekosongan keamanan yang berbahaya di selatan dan memicu desas-desus bahwa Amerika Serikat ada di belakang rencana untuk membunuh Raziq. Tuduhan yang dianggap oleh para pejabat Amerika sebagai absurd.

Serangan Kandahar, yang juga membunuh kepala intelijen provinsi dan menyebabkan gubernurnya terluka parah, terjadi tak lama setelah pertemuan yang dihadiri oleh komandan militer Amerika di Afghanistan, Jenderal Austin “Scott” Miller.

Millier berhasil melarikan diri tanpa cedera dan dengan cepat kembali dengan helikopter ke Kabul, tetapi jenderal Amerika lainnya dan dua orang lainnya terluka.

Taliban menegaskan tanggung jawab atas serangan itu, dan para pejabat Afghanistan mengatakan bahwa itu telah direncanakan di Pakistan. Kementerian Luar Negeri Pakistan langsung membantah tuduhan itu.

Fakta bahwa Miller selamat ketika seorang pemimpin keamanan Afghanistan yang dihormati meninggal memicu gelombang spekulasi tentang konspirasi Amerika. Pengamat Afghanistan dan asing  membandingkan situasi itu dengan insiden tahun 2012 dengan kabar tentang salinan Al-Quran telah dihancurkan di pangkalan militer Amerika yang menyebabkan kerusuhan.

Meskipun Taliban juga menegaskan tanggung jawab atas penembakan Herat, ada laporan media bahwa Afganistan yang menembaki tentara Ceko bukan seorang penyusup pemberontak tetapi seorang tentara  yang kesal tentang kematian Raziq dan mungkin semakin marah dengan tuduhan di media sosial bahwa serangan Kandahar adalah plot Amerika. Tuduhan itu ditolak keras oleh pejabat tinggi Afghanistan.

Dua serangan itu telah menimbulkan kekhawatiran baru atas serangan terhadap personel koalisi oleh pasukan Afghanistan, yang telah menewaskan sekitar 155 pasukan Amerika atau koalisi atau kontraktor dan melukai 200 orang sejak 2008.

Serangan orang dalam seperti itu memuncak pada 2012 tetapi telah menurun dengan signifikan sejak itu, dengan adanya tambahan pemeriksaan rekrutan Afghanistan, penjaga tambahan yang menemani penasihat asing, dan penarikan sebagian besar pasukan asing.

Namun, ada beberapa serangan mematikan seperti itu dalam dua tahun terakhir, termasuk beberapa oleh pasukan komando Afghanistan yang sangat terlatih.