Rudal Baru China Ini Memaksa USAF Harus Berpikir Keras Melindungi Pesawatnya

Rudal Baru China Ini Memaksa USAF Harus Berpikir Keras Melindungi Pesawatnya

China sedang membangun sebuah rudal baru yang dirancang untuk memaksa Amerika mengubah strategi mereka.

Rudal yang sementara dikenal sebagai PL-XX tersebut memiliki kemampuan serang jarak jauh dan dirancang untuk menyerang pesawat musuh yang berkeliaran di luar batas pertempuran udara. Intinya rudal ini dibangun untuk menembak jatuh tanker, pesawat peringatan dini, dan pesawat pendukung lainnya yang digunakan jet tempur Amerika selama masa perang.

Jika pesawat-pesawat ini dilucuti, kekuatan udara Amerika akan beroperasi dengan kelemahan serius memberi keunggulan pada China.

Rudal baru, yang terlihat pertama pada tahun 2016 di Pameran Udara Zhuhai menjadi bahasan khusus dalam Aviation Week & Space Technology edisi terbarunya. PL-XX menggunakan kode khas “PL” yang umum untuk rudal udara ke udara Cina. Dengan panjang 18 kaki, PL-XX diperkirakan memiliki jangkauan lebih dari 100 mil, kisaran maksimum rudal udara ke udara yang khas.

Pesawat tempur Amerika membutuhkan banyak dukungan untuk bisa mencapai garis serang mereka. Dengan cara itu, kapal tanker, komando dan kendali, dan pesawat pengintai adalah tulang punggung yang memungkinkan jet tempur beroperasi dalam jarak yang memadahi tetapi tetap aman.

Sebagai contoh, AWACS E-3 Sentry dapat mendeteksi pesawat musuh pada jarak yang lebih jauh dan memberi peluang bagi jet tempur untuk tidak mengaktifkan radar pencari hingga mereka lebih sulit dideteksi.

Pesawat AWAC juga mengatur pertempuran udara, mengarahkan pasukan untuk menghadapi musuh. Pesawat tanker secara dramatis memperluas jangkauan pejuang jarak pendek seperti F-35.

Tanpa pesawat-pesawat ini, pasukan Amerika akan beroperasi pada posisi yang sangat tidak menguntungkan. Jet tempur siluman harus terbang dengan radar mereka secara konstan untuk mencari musuh, memancarkan radiasi elektromagnetik yang dapat digunakan pasukan musuh untuk mendeteksi mereka.

Koordinasi pertempuran udara akan menjadi lebih sulit dan kurang efisien karena dikendalikan oleh pilot yang telah menerbangkan misi tempur mereka sendiri. Ditambah dengan hilangnya kemampuan untuk mengisi bahan bakar di udara, target jauh di belakang garis musuh akan menjadi sangat sulit dijangkau jet tempur yang memiliki jangkauan pendek.

Bagaimana rudal China ini akan bekerja? Dalam pertempuran udara di masa depan, sebuah jet tempur Chengdu J-20 yang sarat dengan PL-XX akan berusaha terbang di sekitar jet tempur Amerika dan mencari pesawat tanker atau pesawat AWAC.

J-20

Jika menemukan target seperti itu, J-20 akan meluncurkan rudal dari jarak jauh, lalu melarikan diri. Bahkan jika rudal itu meleset, mungkin akan tetap memaksa pesawat dukungan Amerika untuk terbang lebih jauh di belakang garis maksimal hingga membatasi efektivitasnya secara umum.

Sebagaimana ditulis War Zone PL-XX tampak serupa dalam konsep rudal K-100 Soviet. Dikembangkan oleh Novator, K-100 memiliki keunikan di antara rudal udara ke udara yakni sebagai rudal dua tahap. K-100 menggunakan roket pendorong dari rudal permukaan ke udara S-300 untuk memberikan jangkauan 186 mil.

K-100 diperkirakan memiliki panjang 19,7 kaki dan beratnya hampir dua ton. Ini memberi K-100 kemampuan untuk menyerang target terbang dari 10 hingga 98.425 kaki, dan dengan kecepatan hingga 2.485 mil per jam.

Militer Amerika sadar akan ancaman ini dan berupaya membuat pesawat pendukung lebih terlindungi. Angkatan Udara ingin memasang sistem pertahanan — termasuk laser — untuk melindungi kapal tanker dan pesawat pendukung besar lainnya. Angkatan Udara juga ingin mengembangkan tanker baru dengan kemampuan siluman yang dikenal sebagai KC-Z.