Novator 9M729, Inilah Rudal Rusia Yang Bikin Amerika Ingin Hengkang dari INF
Novator 9M729

Novator 9M729, Inilah Rudal Rusia Yang Bikin Amerika Ingin Hengkang dari INF

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan mundur dari Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF), setelah menuduh Rusia mengembangkan rudal jarak menengah baru yang melanggar kesepakatan. Moskow membantah melanggar perjanjian itu dan berulang kali menuduh Amerika yang melanggar ketentuan.

Amerika secara terbuka telah mengungkapkan rudal Rusia yang dianggap melanggar INF yakni Novator 9M729 yang memiliki kemampuan serangan nuklir.

Novator 9M729, yang dianggap sebagai versi jarak jauh dari sistem berbasis darat 9M728  Iskander-M yang akan memungkinkan Rusia untuk meluncurkan serangan nuklir di negara-negara NATO dalam waktu yang sangat singkat.

Ditandatangani oleh Presiden Reagan dan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1987, INF melarang Amerika dan Uni Soviet memiliki, mengembangkan dan membangun rudal balistik dan jelajah berbasis darat dengan kisaran antara 500 dan 5.500 kilometer.

Perjanjian INF mendefinisikan rudal jarak menengah sebagai rudal balistik yang diluncurkan di darat atau ground-launched ballistic missile (GLBM) atau GLCM yang memiliki jangkauan lebih dari 1.000 km [sekitar 540 nm] tetapi tidak lebih dari 5.500 km (3.000 nm).

Perjanjian tersebut mendefinisikan rudal jarak pendek sebagai GLBM atau GLCM yang memiliki kemampuan jangkauan yang sama atau lebih dari 500 km [270 nm] tetapi tidak lebih dari 1.000 km. GLCM didefinisikan sebagai ground-launched cruise missile atau rudal jelajah darat yang merupakan kendaraan pengiriman senjata.

9M729 yang oleh NATO disebut sebagai SSC-X-8 adalah sistem rudal jelajah jarak jauh berbasis darat. Menurut laporan Barat, roket itu adalah versi darat dari kompleks rudal SS-N-30 3M14 “Calibre-NK” dan dikembangkan OKB “Innovator” (Ekaterinburg).

Rudal ini diperkirakan memiliki kemampuan serang pada jarak antara 300 mil dan 3.400 mil yang jika benar memang berada di bawah perjanjian INF yang melarang seluruh kelas rudal jarak menengah.

Rudal ini dibuat dengan skema aerodinamis normal dengan sayap dilipat di dalam tubuh rudal dalam posisi transportasi. Rudal dilengkapi dengan propelan padat  yang menyala setelah peluncuran. Sistem kontrol dan panduan rudal jelajah diduga menggunakan sistem kontrol inersia (autopilot) dengan sensor Doppler dan sistem navigasi satelit GLONASS dan GPS. Pada tahap akhir mungkin menggunakan radar homing aktif.

Ada spekulasi bahwa rudal itu adalah opsi permukaan CBRC X-101 dengan jangkauan lebih dari 5.500 km (sekitar 3.000 nm).