Sebuah jet tempur J-10 Angkatan Udara China jatuh di kota Zhanjiang, Provinsi Guangdong dan menewaskan dua pilotnya. Wilayah ini sendiri menjadi tuan rumah latihan perang ASEAN-China pertama yang mulai digelar 22 Oktober dan dijadwalkan berlangsung hingga 28 Oktober.
Kecelakaan terjadi pada 18 Oktober 2018 dan seperti biasa pemerintah dan media China mencoba menutupi setiap kasus kecelakaan pesawatnya. Namun seorang wanita yang bekerja di Zhanjiang berbicara dengan The Epoch Times pada 19 Oktober mengatakan jet tempur itu terbakar ketika berada di udara dan pilot tampaknya tidak memiliki kesempatan untuk menggunakan parasutnya.
“Saya diberitahu bahwa mereka sedang melakukan latihan militer, tetapi jet tempur itu terbakar di udara. Puing-puing itu jatuh di sawah, ” kata wanita yang minta namanya tidak disebutkan tersebut.
Meskipun media China tetap diam setelah kecelakaan, banyak orang lokal berbagi video dan foto dengan teman-teman mereka di WeChat, sebuah aplikasi berbahasa China yang setara dengan Facebook.
Dalam video yang direkam oleh penonton, rongsokan jet tempur dan tubuh pilot berada di tanah. Beberapa bagian dari pesawat masih menyala, nomor pesawat “7411” dan lambing Tentara Pembebasan Rakyat juga terlihat.
Menurut Apple Daily Hong Kong, jet tempur yang jatuh adalah jenis J-10S dua kursi yang merupakan pesawat latih. Dua pilot di dalam pesawat tersebut meninggal dunia.
Sumber militer mengatakan kecelakaan itu terjadi di dekat Pangkalan Udara Suixi, dan pesawat tempur milik Brigade Keenam Angkatan Udara dari Komando Teater Selatan PLA.
J-10, dan industri pesawat terbang Tiongkok pada umumnya, menghadapi tantangan berat dalam hal kualitas dan desain asli.
Mulai dikembangkan tahun 1986, J-10 dirancang oleh Chengdu Aircraft Design Institute dan melakukan penerbangan pertamanya pada tahun 1998. Pesawat ini diterima beroperasi pada tahun 2003, tetapi memiliki sejarah panjang kecelakaan yang biasanya disebabkan oleh kegagalan mesin.
J-10 menggunakan mesin turbofan AL-31FN Rusia, yang didasarkan pada AL-31F milik pesawat tempur Sukhoi Su-27. China mencoba membuat mesin sendiri, WS-10, untuk menggantikan AL-31FN. Sejak 2006 dan telah dipasang di beberapa jet tempur J-10.
Setidaknya tujuh J-10 jatuh antara tahun 2014 dan 2016, menewaskan banyak pilot dan orang-orang di darat. Kecelakaan pada Juni 2016 juga membunuh Yu Xu, wanita pertama yang menerbangkan J-10. Jumlah itu baru yang benar-benar terungkap di publik.