Prancis Mulai Cari Pengganti Kapal Induk Charles de Gaulle
Charles de Gaulle

Prancis Mulai Cari Pengganti Kapal Induk Charles de Gaulle

Prancis mulai bersiap untuk mencari pengganti kapal induk andalan mereka Charles de Gaulle. Diharapkan mulai 2020, keputusan telah diambil tentang kapal induk baru tersebut

“Charles de Gaulle akan membutuhkan pengganti, ”kata  Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly dalam sebuah pidato di pameran pertahanan di Paris Selasa 23 Oktober 2018.

Dia menambahkan Prancis akan membangun kapal baru dengan akan mempertimbangkan kemajuan teknologi pasca-2030 dan mampu membawa jet tempur baru yang dibangun Prancis dan Jerman

“Langkah pertama yang dimulai hari ini, adalah tahap studi untuk menentukan apa dan bagaimana kapal induk masa depan kita. Kami telah memberi diri kami waktu 18 bulan, ”katanya sebagaimana dilaporkan Reuters.

Tiga kapal induk Barat telah dibangun sejak Charles de Gaulle pertama kali dikerahkan pada 2001.  Tiga kapal induk tersebut adalah USS Gerald R. Ford dan USS America (kapal serbu amfibi) milik Angkatan Laut AS, serta Queen Elizabeth milik Angkatan Laut Inggris yang menelan biaya sekitar US$ 4,03 miliar atau sekitar Rp61 triliun.

Parly mengatakan, studi ini akan menilai persyaratan ukuran,  mesin – apakah kemampuan konvensional maupun nuklir – dan peluncuran pesawat.

Sejumlah perusahaan pertahanan Prancis, mulai dari pembuat pesawat Rafale, Dassault hingga kontraktor sistem Thales, termasuk di antara perusahaan yang terlibat dalam fase studi.

Angkatan Laut Prancis baru-baru ini menyelesaikan perawatan dan peningkatan Charles de Gaulle selama 18 bulan.  Sebelumnya kapal induk ini dikerahkan ke Timur Tengah untuk membantu misi perang melawan ISIS.

Charles de Gaulle seberat 38.000 ton menjadi satu-satunya kapal induk milik Prancis. Pembangunan dimulai pada 1987 dan karena kendala anggaran proses tertunda empat kali hingga dari rencana awal akan dilantik awal 1990an molor menjadi tahun 2001.

Selama tes kelayakan akhir di segitiga Bermuda pada bulan November 2000, bagian dari bilah salah satu baling-baling terputus. Perbaikan waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikan, di mana kritikus proyek menunjukkan bahwa untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II, Prancis dibiarkan tanpa kapal induk.

Kapal yang diawaki 2000 orang ini memiliki kapasitas 40 pesawat dan mampu meluncurkan pesawat setiap 30 detik. Dengan panjang 860 meter panjangnya, kapal induk Prancis jauh lebih kecil dibanding milik Amerika yang hampir 1.100 meter.  Kapal ini memiliki dua strip untuk lepas landas pesawat di depan dan satu untuk mendarat di belakang