Kian Khawatir dengan Kapal Selam Rusia, Inilah Rencana Baru NATO
Kapal selam Kelas Borei Rusia/ Sputnik

Kian Khawatir dengan Kapal Selam Rusia, Inilah Rencana Baru NATO

Amerika dan sekutu NATO benar-benar khawatir dengan kekuatan kapal selam Rusia yang semakin canggih dan agresif. Mereka pun membangun rencana baru untuk bersama-sama melawannya.

Negara-negara anggota NATO sepakat untuk bersama-sama mengembangkan dan membangun sistem maritim tanpa awak yang secara khusus akan digunakan untuk melawan kapal selam Rusia yang semakin menkhawatirkan mereka.

Kesepakatan ini ditandatangani pemimpin pertahanan 13 anggota NATO selama KTT Juli lalu namun baru diungkap ke publik Oktober ini.

“Penggunaan sistem tak berawak adalah lompatan yang berpotensi mengubah teknologi maritim,” kata pernyataan NATO dikutip Defense News Selasa 23 Oktober 2018,.

Pernyataan itu juga menyebutkan bersama aset tradisional, sistem tanpa awak ini akan meningkatkan kesadaran situasional dan kendali mereka terhadap lautan.

Pernyataan itu tidak merinci apakah sistem tanpa awak yang dikembangkan adalah kapal selam atau kapal permukaan. Yang jelas pengembangan bersama ini bisa lebih menguntungkan bagi perusahaan yang terlibat, karena akan memiliki pasar yang luas.

“Melalui inisiatif ini, Sekutu juga akan dapat mengeksploitasi skala ekonomi untuk mengurangi biaya, memungkinkan peningkatan anggaran pertahanan untuk melangkah lebih jauh,” kata rilis tersebut.

Negara-negara yang terlibat dalam perjanjian itu adalah Belgia, Denmark, Jerman, Yunani, Italia, Belanda, Norwegia, Polandia, Portugal, Spanyol, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat.

Keputusan ini dinilai pengamat sebagia langkah yang menunjukkan betapa serisunya NATO menilai ancaman kapal selam Rusia.

“Anggota NATO khawatir dengan meningkatnya ancaman dari kapal selam Rusia, dan menginvestasikan lebih banyak sumber daya untuk mengatasinya,” kata Jorge Benitez, seorang peneliti  senior di Dewan Atlantik. “Di bawah [Presiden Vladimir] Putin, Rusia telah mengerahkan kapal selam baru yang lebih tenang di Atlantik utara yang jauh lebih sulit bagi NATO untuk melacak.”

“Kerja sama multinasional baru dalam drone bawah laut ini adalah contoh terbaru bahwa NATO menghadapi ancaman Rusia di Atlantik utara jauh lebih serius daripada di seperempat abad terakhir.”

Kesepakatan ini juga mencerminkan peran sistem tak berawak yang terus meningkat dalam domain bawah laut untuk mengimbangi kapal selam yang lebih tenang dan lebih canggih.

Armada kapal selam Amerika sendiri telah menyusut. Menurut laporan Kongres Amerika baru-baru ini Amerika saat ini memiliki 56 kapal selam serang dan rudal balistik dan jumlahnya akan kembali turun menjadi 42 pada tahun 2028 dan bertahan di bawah 48 kapal sampai 2032, menurut laporan Layanan Penelitian Kongres baru-baru ini.

Rencana US Navy terkait pembangunan kapal dalam 30 tahun ke depan menunjukkan jumlah kapal selam serang akan turun tajam di pertengahan tahun 2020-an ketika kapal-kapal kelas Los Angeles mulai pensiun.

Kekurangan itu memunculkan dorongan besar pada pengembangan sistem tanpa awak yang dapat melakukan beberapa fungsi untuk mengurangi beban kapal selam besar dalam misi mata-mata.