Arab Saudi dan Bahrain memasukkan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) ke daftar terorisme mereka. Sebuah langkah yang pasti akan mengundang kemarahan Iran.
Keputusan untuk memasukkan Garda Revolusi Iran ke dalam daftar teroris dilakukan pada Selasa. Alasannya, pasukan elite Iran ini telah memberi dukungan keuangan dan materi bagi apa yang mereka gambarkan sebagai kegiatan teroris.
Kantor Berita Arab Saudi SPA yang dikutip Sputnik dan Daily Star serta banyak media lain Rabu 24 Oktober 2018 melaporkan di antara nama-nama yang ditambahkan ke daftar termasuk Mayor Jenderal Qassem Soleimani, komandan Pasukan Quds, unit pasukan khusus IRGC.
Dengan keputusan ini maka semua aset dan properti IRGC di dua negara itu akan dibekukan dan melarang transaksi apa pun dengan organisasi dan perwakilannya.
Keputusan itu dibuat oleh kedua negara sebagai bagian dari aksi kolektif mereka sebagai anggota Pusat Perbendaharaan dan Pendanaan Teroris, yang didirikan bersama oleh Riyadh dan Washington pada tahun 2017.
Sebelumnya pada hari Selasa, Amerika dan sekutu Arab Teluknya telah menjatuhkan sanksi terhadap delapan orang yang terkait dengan Taliban di Afghanistan, termasuk dua perwira Korps Garda Revolusi Iran.
Secara khusus, target sanksi adalah Mohammad Ebrahim Owhadi (juga dikenal sebagai Jalal Vahedi) dan Esmail Razavi. Departemen Keuangan Amerika mengatakan dalam sebuah siaran pers, menambahkan bahwa kedua orang itu adalah anggota Pasukan Quds IRGC.
Pada bulan Juli, Qassem Soleimani menanggapi ancaman Presiden Amerika Donald Trump yang ditujukan pada pemimpin Iran Hassan Rouhani dengan memperingatkan bahwa jika Amerika Serikat memulai perang melawan Iran, maka mereka akan menghancurkan negara tersebut.