Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berharap NATO dapat menghindari perang global besar meski dia juga khawatir NATO telah meninggalkan Rusia dari diskusi semacam ini.
“Saya percaya semua orang akan cukup bijaksana untuk mencegah hal itu [perang besar],” kata Sergey Lavrov dalam wawancara yang diterbitkan TASS Kamis 18 Oktober 2018. “Namun, kami tentu sangat prihatin dengan tidak adanya dialog profesional antara militer Rusia dan NATO.”
Kontak diplomatik antara kedua belah pihak merosot setelah aneksasi Rusia atas Crimea yang diikuti gejolak di timur Ukraina di mana NATO menuduh Rusia terlibat di dalamnya. Selain itu hubungan Amerika dan Rusia juga telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir termasuk tudingan Washington bahwa Moskow ikut campur dalam pemilihan umum Amerika.
Situasi semakin panas ketika kedua belah pihak terus melakukan unjuk kekuatan dan latihanmiliter di sekitar perbatasan sementara Amerika Serikat dan Rusia juga saling tuduh tentang pelanggaran perjanjian pengawasan senjata.
“Amerika dan kami telah membuat dua pernyataan mendasar sejak era Soviet untuk mencegah tidak ada yang bisa memenangkan perang nuklir dan agar hal itu tidak terjadi,” tambah Lavrov. “Mungkin ada baiknya untuk menegaskan kembali postulat ini dalam konteks saat ini.”
Pasukan Rusia dan NATO telah mempertahankan komunikasi deconfliction di Suriah, di mana perang sipil yang kompleks telah membawa kedua belah pihak dalam jarak yang dekat.
Namun kedua pihak sepakat bahwa untuk isu-isu besar dialog yang baik antara kedua kekuatan tersebut belum berjalan dengan baik.
“Upaya dilakukan untuk menggunakan Dewan NATO-Rusia sebagai alat lain untuk menyalahkan semua dosa berat pada kita, dan cara lain untuk memuaskan keinginan tetangga Ukraina kita yang bermimpi sanksi yang terus-menerus dipertahankan dan ingin Rusia selalu menjadi objek kritik yang intens, ”kata Lavrov.
Di sisi lain, para pejabat Barat menuduh Rusia berbohong tentang pelanggaran mereka terhadap perjanjian pengawasan persenjataan Perang Dingin.
“Kami telah mencoba mengirim pesan ke Rusia selama beberapa tahun yang kami tahu mereka melanggar perjanjian itu,” kata Dubes Kay Bailey Hutchison, perwakilan Amerika untuk NATO, pada 2 Oktober 2018 sebagaimana dikutip Washington Examiner.