Lagi-Lagi Indonesia Masih Renegosiasi Program Jet Tempur KF-X/IF-X

Lagi-Lagi Indonesia Masih Renegosiasi Program Jet Tempur KF-X/IF-X

Indonesia pada akhirnya tidak bisa menutup-nutupi bahwa program pembangunan jet tempur bersama Korea Selatan yang disebut sebagai KF-X/IF-X memang menghadapi kendala berat. Terbukti pemerintah telah mengajukan negosiasi ulang terkait pengembangan pesawat tempur generasi 4,5 tersebut.

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan HAM  Wiranto mengatakan negosiasi ulang itu dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi Indonesia saat ini.  “Dengan kondisi ekonomi nasional, maka Presiden memutuskan untuk bukan membatalkan, tapi renegotiate atau negosiasi ulang. Bagaimana posisi Indonesia bisa lebih ringan untuk masalah-masalah yang menyangkut dengan pembiayaan,” kata Wiranto seusai rapat koordinasi, di kantornya di Jakarta, Jumat 19 Oktober 2018.

Pemerintah, lanjut Wiranto akan membentuk tim yang dia ketuai sendiri untuk membahas poin-poin negosiasi ulang pengembangan pesawat tersebut.

“Tentunya ini akan berdampak kepada bagaimana agreement yang lalu yang kita sudah bicarakan. Hari ini kita merapatkan karena Presiden memerintahkan Polhukam mengetuai untuk tim renegosiasi ini kepada pihak Korea Selatan,” kata Wiranto.

Beberapa poin yang akan dinegosiasikan adalah terkait pembiayaan, biaya produksi, pemasaran, hingga alih teknologi serta hak kekayaan intelektual. Wiranto berharap dalam waktu setahun, pembahasan negosiasi ulang ini bisa diselesaikan.

Program kerja sama pengembangan pesawat tempur KF-X/IF-X  antara Indonesia dan Korea Selatan secara resmi dimulai 9 Maret 2009. Program ini direncanakan menghabiskan anggaran US$8 miliar hingga 2026. Dari jumlah itu Indonesia sepakat untuk menanggung 20 persen dari total anggaran.

Sebenarnya ini bukan pertama kali Indonesia menyatakan negosiasi ulang program tersebut. Kepala Pusat Komunikasi Publik (Kapuskom) Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI Brigjen TNI Totok Sugiharto di Kantor Kemhan, Jakarta, Senin 20 April 2018 sudah menyatakan hal yang serupa.

“Negosiasi ulang tersebut dilakukan untuk memperjelas keuntungan yang didapat bagi Indonesia karena program ini menggunakan dana APBN,” katanya saat itu.

Pernyataan serupa diulang Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu yang pada 18 Mei 2018 mengatakan program pembuatan KF-X/IF-X sampai saat itu belum mencapai titik temu dan masih terus dinegosiasikan. “Kami negosiasikan terus,” katanya, dalam perbincangan dengan Antara.

Baca juga: