Pemerintah Libya yang mendapat dukungan PBB menyerukan semua kelompok yang ada untuk bersatu melawan “gerombolan tentara bayaran asing” yang ada di wilayah Libya Selatan.
“Kami memperingatkan bahwa perpecahan menyediakan peluang bagi gerombolan tentara bayaran asing untuk menyusup dan mencapai sasaran serakah mereka. Kejahatan ini, yang mempengaruhi kedaulatan negara kita dan keamanan rakyat, harus mempersatukan kita, dan kita harus hidup untuk memikul tanggung-jawab nasional kita,” kata pemerintah dalam satu pernyataan Rabu 16 Oktober 2018.
“Kami kembali menyampaikan seruan bagi upaya serius yang berlanjut guna menemukan penyelesaian bagi perpecahan dan pertikaian politik kita serta menyatukan lembaga militer sebagai keperluan untuk melindungi negara dan mencegar kaum agresor,” tambah pernyataan itu.
Menurut media lokal, bentrokan terjadi pada Minggu dan Senin 15 Oktober 2018 di dekat Kota Kecil Um Al-Araneb, sekitar 950 kilometer di sebelah selatan Ibu Kota Libya, Tripoli, antara pasukan keamanan lokal dan gerilyawan oposisi Chad. Bentrokan itu menewaskan empat personel keamanan.
Setelah aksi perlawanan 2011, yang menggulingkan pemimpin lama Libya Muammar Gaddafi, Libya telah terjerumus ke dalam kerusuhan dan kekacauan, serta perpecahan politik.
Sementara itu Perdana Menteri Libya, yang didukung PBB, Fayez Serraj, mengumumkan pembentukan satu badan bagi pembangunan kembali dan pembangunan Kota Sirte.
Serraj mengeluarkan pengumuman tersebut selama kunjungan ke Sirte, yang bertujuan mengawasi keperluan mendesak kota itu, kata satu pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor penerangan perdana menteri.
“Serraj menyatakan pemerintah memiliki visi strategis bagi pembangunan kembali, yang belum bisa ditafsirkannya menjadi kenyataan, sehubungan dengan aspek keuangan dan ekonomi krisis Libya,” kata pernyataan itu.
“Hari ini, kita sangat memerlukan persatuan nasional guna secara bersama memerangi pertempuran seperti pentingnya perang melawan terorisme: perang bagi pembangunan kembali kota besar dan daesah yang dipengaruhi oleh perang dan bentrokan bersenjata,” kata Serraj.
Pada Desember 2015, pasukan yang bersekutu dengan Pemerintah Libya –yang didukung PBB– mengalahkan kelompok yang berafiliasi pada IS dan mengusir mereka dari Sirte, sekitar 450 kilometer di sebelah timur Ibu Kota Libya, Tripoli. Sisa petempur IS melarikan diri ke daerah pegunungan dan berbagai lembah di Libya Selatan.
Pada hari yang sama, Serraj juga menyambut baik satu konferensi mengenai Libya –yang dijadwalkan diselenggarakan di Kota Italia, Palermo, pada November, kata kantor penerangan perdana menteri Libya pada Rabu.
Serraj mengeluarkan pernyataannya selama percakapan telepon dengan Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte pada Selasa, yang mengundang Serraj untuk menghadiri konferensi tersebut pada 12-13 November.