Pejabat tinggi militer Iran mengklaim pihaknya telah memperpajang jangkauan peluru kendali balistik darat ke lautnya menjadi 700 kilometer. Pernyataan ini disampaikan di tengah peningkatan ketegangan dengan Amerika Serikat atas pembuatan peluru kendali Teheran.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Mei menarik diri dari perjanjian antarbangsa tentang kegiatan nuklir Iran dan memberlakukan kembali hukuman terhadap Teheran, dengan menyebut kesepakatan itu salah karena tidak termasuk mengekang perkembangan peluru kendali balistik Iran atau dukungannya kepada boneka di Suriah, Yaman, Libanon dan Irak.
Iran, yang menyatakan pembuatan peluru kendalinya murni untuk bertahan, mengancam mengganggu pengiriman minyak melalui selat Hormuz di Teluk jika Amerika Serikat mencoba memotong ekspor minyak Iran.
“Kami berhasil membuat peluru kendali balistik darat-ke-laut, bukan jelajah, yang dapat menghantam kapal atau perahu di 700 kilometer,” kata Amirali Hajizadeh, kepala divisi wilayah udara Pengawal Revolusi Iran, seperti dikutip kantor berita Fars Selasa 16 Oktober 2018.
Hajizadeh mengatakan, Pengawal memusatkan perhatian pada perpanjangan jangkauan peluru kendali darat-ke-laut sesudah Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada satu dasawarsa lalu bertanya kepada tentara tentang kemungkinan menghantam kapal dengan peluru balistik.
Ia tidak merinci tentang jangkauan sebelumnya peluru kendali itu. Pada 2008, Iran menampilkan peluru kendali darat ke laut, yang dikatakannya dapat menjelajah hingga sekitar 290 kilometer.
Jika benar jangkauan mencapai 700 km, maka ini akan menjadikan kapal induk Amerika kesulitan untuk melakukan serangan karena mereka harus memundurkan garis serang. Sementara jangkauan jet tempur mereka hanya sekitar 500km dari kapal induk.
Pada Senin, utusan khusus Amerika Serikat urusan Iran, Brian Hook, menyatakan pembuatan peluru kendali balistik Teheran memperparah ketegangan di Yaman, Irak dan Suriah.
“Kita mengumpulkan bahaya kawasan jika tidak berbuat lebih banyak untuk menghalangi penyebaran peluru kendali Iran di Timur Tengah,” kata Hook.
Pemerintah Republik Islam itu mengesampingkan perundingan dengan Washington atas kemampuan tentaranya dan menolak pernyataan Amerika Serikat bahwa kegiatannya di Timur Tengah adalah membuat goyah.
Hajizadeh menyatakan beberapa peluru kendali jarak dekat Iran digunakan selama dua tahun belakangan dalam perang saudara Suriah, tempat pasukan Iran berjuang mendukung Presiden Bashar al-Assad melawan pemberontak dan pegaris keras. Ia juga menyatakan pesawat nirawak Iran melakukan 700 serangan terhadap kedudukan IS di Suriah.
Pengawal Revolusi Iran mengirim senjata dan ribuan tentara ke Suriah untuk membantu menopang Assad dalam perang lebih dari tujuh tahun di sana.