Angkatan Darat Amerika tengah menguji sebuah konsep perang masa depan yang dikenal sebagai Multi-Domain Task Force (MDTF. Sebuah konsep dengan menggunakan semua domain yang ada baik kekuatan laut, udara, darat, ruang angkasa, intelijen, cyber dalam sebuah gerakan terkoordinasi.
Salah satu kemampuan yang harus dimiliki dalam MDTF adalah bagaimana menghancurkan anti-aces/area denial (AA/AD) lawan. Lalu apa yang dimaksud anti-acess/area denial itu?
Taktik dan senjata untuk mempertahankan medan atau memperlambat kedatangan musuh darata akan terus digunakan dalam perang modern. Penanggulangan terhadap ancaman tersebut, melalui taktik dan teknologi baru, akan menjadi penting dalam mempersiapkan strategi untuk konflik di masa depan. Aset intelijen, pengawasan dan pengintaian juga akan sangat penting dalam mengidentifikasi dan melawan platform denial weapons specific area.
Konsep menunda atau mencegah pasukan menguasai area penting adalah strategi yang bisa dikatakan setua dengan perang itu sendiri. Sejarah telah menunjukkan banyak contoh tentang hal ini.
Anti-access dan area denial atau yang dikenal dengan A2/AD fokusnya biasanya pada operasi angkatan laut dan udara yang memiliki keunggulan taktis, bukan operasi darat. Kapal angkatan laut besar dan pesawat tempur sering memiliki keunggulan teknologi yang luar biasa dengan biaya yang cukup besar. Pasukan darat memang cenderung memiliki lebih banyak platform dengan biaya murah sering sering diabaikan.
Padahal upaya areal denial di darat juga memiliki efek luar biasa pada pelaksanaan perang modern, terutama dalam konflik hybrid yang banyak dikenal sekarang ini.
Ada dua elemen dalam operasi areal denial dalam pertempuran darat. Yang pertama adalah manuver untuk menunda atau mencegah gerakan pasukan lawan. Hal ini dapat dicapai dengan operasi countermobility seperti menggelar kawat berduri di lini depan atau meletakkan ranjau darat yang dapat mengakibatkan kerusakan musuh menyebabkan, sehingga memaksa tentara menentang untuk maju perlahan-lahan karena mereka harus terlebih dahulu menyapu dan membersihkan daerah.
Elemen kedua adalah menggunakan serangan secara intensif seperti sistem artileri jarak jauh yang dapat menghancurkan formasi militer membuat operasi militer musuh akan sulit untuk mengjangkau daerah utama yang akan diserang. Selama Perang Dingin, doktrin Soviet juga menyerukan penggunaan agen saraf untuk areal denial. Senjata nuklir dan kimia karena kemampuan mereka sering dianggap bisa mempengaruhi wilayah yang lebih luas.