Jet tempur F-22 Raptor mungkin belum terkalahkan hingga saat ini, tetapi Angkatan Udara Amerika berencana untuk terus menerbangkan jet tempur F-22 hingga tahun 2060-an. Apa yang bisa diandalkan oleh jet tempur warisan era Perang Dingin ini untuk bisa bertempur 42 tahun lagi?
Tidak ada cara lain upgrade senjata harus dilakukan agar jet tempur generasi kelima tersebut mampu memiliki daya bunuh bagi lawan-lawannya yang pasti juga akan semakin canggih.
Angkatan Udara dan Lockheed Martin kini telah memvalidasi beberapa senjata baru unttuk F-22 Raptor terutama untuk memberikan jet tempur siluman itu dengan kemampuan serangan presisi jarak lebih jauh, , kemampuan penargetan atau bidang pandang yang lebih luas dan teknologi jaringan baru.
Dua senjata baru, yang telah diuji dan dikembangkan selama beberapa tahun adalah varian canggih dari rudal udara k -udara AIM-9X dan AIM 120-D. Varian ditingkatkan masing-masing dijadwalkan akan beroperasi pada tahun depan.
AIM-9X baru akan memiliki bidang gambar lebih jauh dan kemampuan penargetan yang lebih besar untuk pilot. Bekerja dengan helmets and display systems, pengembang Lockheed telah menambahkan kemampuan penargetan “off-boresight” yang memungkinkan pilot untuk menyerang musuh dari berbagai sudut pandang baru.
“Ini adalah rudal yang lebih lincah dengan pencari yang lebih baik dan bidang yang lebih baik. Anda bisa menembak ke belakang Anda. Jika musuh berada di belakang saya dalam pertarungan jarak dekat, saya memiliki penargetan yang tepat di pesawat untuk menembak mereka, ”kata Ken Merchant, Wakil Presiden Program F-22, Lockheed, kepada Warrior Maven dalam sebuah wawancara.
Pengembang senjata Raytheon AIM-9X mengatakan pada Warrior Maven bahwa varian Blok 2 menambahkan bahan bakar yang didesain ulang dan perangkat pengaman penembakan digital yang meningkatkan penanganan darat dan keselamatan dalam penerbangan.
Blok II juga memiliki fitur elektronik terbaru yang memungkinkan peningkatan yang signifikan, termasuk kemampuan mengunci setelah peluncuran menggunakan datalink untuk mendukung serangan di luar jangkauan visual.
Bagian lain dari upgrade senjata termasuk rekayasa F-22 untuk menembakkan AIM-120D, di rudal luar jangkauan visual Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile (AMRAAM), yang dirancang untuk semua serangan segala cuaca siang dan malam. Ini adalah senjata fire and forget di mana setelah ditembakkan rudal akan memburu korbannya sendiri.
Raytheon menjelaskan AIM-120D dibangun dari upgrade rudal AMRAAM dengan meningkatkan jangkauan serangan, navigasi GPS, unit pengukuran inersia dan data link dua arah, pernyataan.
“AIM-120D baru menggunakan pencari yang lebih baik dan lebih bermanuver dengan penanggulangan yang lebih baik,” kata Merchant.
Ekspansi kemampuan senjata dan perangkat tambahan untuk F-22, tentu saja memunculkan kebutuhan yang sepadan dalam perangkat lunak dan sensor on-board untuk menyesuaikan dengan ancaman masa depan yang muncul. Pada akhirnya, upaya ini akan memimpin Angkatan Udara untuk menyusun persyaratan sensor baru F-22.
Daya bunuh F-22 juga semakin ditingkatkan melalui integrasi konektivitas tautan data LINK 16 dua arah yang baru antara pesawat udara, sesuatu yang akan membantu mempercepat “penargetan kolaboratif” secara real-time.
“Kami telah menerima LINK 16, tetapi kami belum dapat berbagi apa yang ada di Raptor secara digital. Kami baru melakukan semuanya melalui suara, ”jelas Merchant.
Memiliki kemampuan digital untuk mengirim data secara cepat mengurangi risiko terkait dengan masalah jamming atau penyadapan komunikasi.
F-22 juga akan memiliki teknologi yang disebut Synthetic Aperture Radar, atau SAR, yang menggunakan sinyal elektromagnetik atau “ping” untuk memberikan gambar atau rendering medan darat yang memungkinkan identifikasi target yang lebih baik.
Teknologi SAR mengirim ping ke darat dan kemudian menganalisa sinyal balik untuk menghitung kontur, jarak dan karakteristik dari daratan.
F-22 juga dikenal dengan teknologi super cruise yang memungkinkan jet tempur mencapai kecepatan 1.5 Mach tanpa afterburner. Hal ini memungkinkan jet tempur untuk melakukan perjalanan lebih cepat dan lebih jauh dengan lebih sedikit bahan bakar, sebuah skenario yang bisa memperpanjang misi tempur.
Jet tempur menembakkan meriam 20mm dan memiliki kemampuan untuk membawa dan menembakkan senjata udara ke udara dan udara ke tanah termasuk bom darat presisi, seperti Joint Direct Attack Munitions yang disebut GBU 32 dan GBU 39.
Jet tempur juga menggunakan apa yang disebut penerima peringatan radar – teknologi dengan database yang dapat diperbarui yang disebut “file data misi” yang dirancang untuk mengenali berbagai jet musuh, seperti yang dipunya F-35.
Dibuat oleh Lockheed Martin dan Boeing, F-22 menggunakan dua mesin turbofan Pratt & Whitney F119-PW-100 dengan afterburner dan dua-dimensi dorong vectoring nozel. Pesawat memiliki tinggi 16 kaki, panjang 62 kaki dan berat 43.340 pon serta berat lepas landas maksimumnya adalah 83.500 pon.
Pesawat ini pertama kali diperkenalkan pada bulan Desember 2005 dan jet tempur ini baru saja menyelesaikan gelombang tempur pertamanya di Suriah dan Irak untuk melawan ISIS.
Namun Raptor harus masih terbang hingga 2060 yang berarti akan beroperasi 55 tahun sejak pertama kali terbang. Untuk bisa bertahan dia harus banyak menerima upgrade kesaktian.