Setelah sempat digrounded beberapa hari, pada Minggu 14 Oktober 2018 seluruh jet tempur F-35 milik Amerika baik yang di dalam negeri maupun di luar negeri telah diizinkan untuk kembali terbang.
Lockheed Martin mengatakan pesawat siluman buatan Amerika tersebut bisa kembali ke langit setelah mesin mereka diperiksa secara cermat. Beberapa beberapa pesawat tempur juga menjalani penggantian pipa bahan bakar yang diduga sebagai penyebab kecelakaan sebuah F-35B Marinir Amerika yang jatuh pada September lalu.
Awal pekan ini, Israel, Australia dan Inggris mengumumkan mereka juga memutuskan untuk menggrounded semua jet tempur F-35 milik mereka. Sementara Jepang memutuskan untuk tetap menerbangkan pesawat mereka.
Pentagon pada Kamis 11 Oktober 2018 memutuskan untuk menggrounded seluruh armada pesawat siluman F-35 setelah salah satu jet jatuh selama misi pelatihan di South Carolina September lalu.
“Grounded akan mempengaruhi lebih dari 200 jet sampai pemeriksaan tabung bahan bakar di mesin F-35 dilakukan,” kata juru bicara Pentagon sebagaimana dikutip Vox News.
“Jika ditemukan masalah di tabung bahan bakar dipasang, bagian itu akan dihapus dan diganti. Jika diketahui tabung bahan bakar yang baik sudah terpasang, maka pesawat tersebut akan dikembalikan ke status penerbangan, ” tambah Joe DellaVedova, juru bicara program F-35 dalam sebuah pernyataan kepada Fox News.
Inspeksi dilakukan setelah kecelakaan yang dialami F-35B di luar Beaufort, S.C. pada 28 September 2018 lalu. Dalam kecelakaan itu, F-35B dari 2nd Marine Aircraft Wing jatuh sekitar pukul 11:45 pagi di sebuah rawa yang tidak berpenghuni dekat komunitas Grays Hill. Pilot Marinir mampu keluar sebelum kecelakaan itu dan tidak menderita luka serius.
Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Korps Marinir semuanya memiliki versi F-35, masing-masing harganya sekitar US$ 100 juta. Wakil Adm. Mat Winter, Direktur Kantor Program Bersama F-35, sebagaimana dikuitip Military.com mengatakan pada Maret dari 280 operasional F-35 yang dibeli hingga saat ini oleh Amerika dan mitra internasional, hanya sekitar setengah yang dapat terbang.