Perkuat Payung Rudal, Korea Selatan Akuisi SM-3
SM-3

Perkuat Payung Rudal, Korea Selatan Akuisi SM-3

Di tengah situasi yang semakin adem, Korea Selatan tidak menghentikan langkahnya untuk memperkuat militer mereka. Negara tersebut memutuskan untuk membeli rudal pencegat berbasis kapal Standard Missile-3 (SM-3) yang akan digunakan menggagalkan serangan rudal balistik dari Korea Utara.

“Keputusan itu dibuat selama pertemuan puncak JCS pada bulan September tahun lalu,” kata Mayor Jenderal Kim Sun-ho, Kepala Staf Angkatan Bersenjata atau Joint Chiefs of Staff  (JCS) Korea Selatan menanggapi pertanyaan parlemen tentang pengadaan rudal SM-3.

“Jenis rudal anti-balistik berbasis kapal yang akan dibeli adalah kelas SM-3,” kata Kim. “Interceptor akan bertanggung jawab untuk menembak jatuh rudal balistik yang masuk pada tingkat atas dari sistem KAMD.”

KAMD mengacu pada jaringan Korea Air and Missile Defense yang dirancang untuk menjatuhkan rudal di fase terminal. Untuk pencegatan pada ketinggian rendah, rudal Patriot buatan Amerika dan rudal permukaan ke udara jarak jauh yang dikembangkan sendiri dan dijuluki M-SAM, telah dikerahkan di lapangan.

Untuk menambah perisai pertahanan rudal, sistem Terminal High Altitude Area Defense milik Angkatan Darat telah dikerahkan tahun lalu di bagian selatan negara itu.

“JCS menetapkan persyaratan operasional untuk mencegat rudal balistik yang masuk di ketinggian lebih dari 100 kilometer,” kata sumber JCS, berbicara dengan syarat tidak disebutkan namanya.

“Tidak ada interceptor berbasis kapal dengan ketinggian intersepsi 100 kilometer atau lebih tinggi selain SM-3.”

SM-3 dirancang untuk menghancurkan rudal balistik jarak pendek hingga menengah. Rudal hit to kill ini diketahui mampu menembak sasaran pada ketinggian 150 hingga 500 kilometer, sementara varian terbarunya, SM-3 IIA, dapat mencapai target di ketinggian hingga 1.000 kilometer.

Menurut Raytheon yang membangun rudal tersebut, SM-3 menyerang ancaman dengan kekuatan seberat 10 ton yang melaju 600 mil per jam.

Militer Korea Selatan percaya bahwa interseptor SM-3 akan efektif terhadap serangan gelombang elektromagnetik yang berasal dari ketinggian tinggi. Jadwal untuk mengadopsi SM-3 belum dipastikan.