More

    Nimitz Vs Charles de Gaulle, Mari Kita Bandingkan

    on

    |

    views

    and

    comments

    Hanya ada dua negara di dunia ini yang memiliki kapal induk bertenaga nuklir yakni Amerika dan Prancis. Amerika telah membangun tiga kelas kapal induk nuklir yakni Kelas Entreprise yang hanya terdiri satu kapal yakni USS Entreprise, Kelas Nimitz dengan 10 kapal yang saat ini digunakan, dan Kelas Gerald Ford yang sedang dikembangkan dengan satu kapal pertama sudah menjalani uji laut.

    Prancis di sisi lain hanya memiliki satu kapal induk nuklir yang diberi nama Charles de Gaulle yang mulai ditugaskan pada tahun 2001, juga telah melihat pertempuran selama lebih dari satu dekade.

    Negara lain yang memiliki kapal induk adalah Rusia, China, Inggris, India dan Thailand, tetapi semuanya menggunakan tenaga konvensional.

    Kapal selam nuklir memiliki sejumlah keunggulan, paling utama adalah tenaga nuklir mampu menyediakan lebih banyak energi untuk ketapel dan sensor dibandingan bahan bakar fosil. Kedua, kurangnya bahan bakar fosil di kapal juga membebaskan banyak ruang untuk lebih banyak rudal dan bom.

    Meski sama-sama bertenaga nuklir, Kelas Nimitz dan Charles de Gaulle memiliki banyak perbedaan. Bagaimana perbandingan kedua kapal ini? Mari kita lihat.

     

    Sebuah F/A-18 Hornet lepas landas dari kapal induk USS Jhon Stenis

    Kapal Induk Kelas Nimitz memiliki dua reaktor nuklir A4W, masing-masing menyediakan 550 Megawatt energi, sedangkan Charles de Gaulle memiliki dua reaktor K15, masing-masing hanya menyediakan 150 Megawatt.

    Kelas Nimitz yang lebih cepat daripada Charles de Gaulle dengan 34 mil per jam dibandingkan sekitar 31 mil per jam. Selain Charles de Gaulle harus diisi ulang setiap tujuh tahun sedangkan Kelas Nimitz setiap 50 tahun sekali.

    Jet tempur Rafale Prancis di kapal induk Charles de Gaulle

    Perbedaan yang jelas terlihat adalah ukuran kapal. Kapal induk Nimitz memiliki panjang sekitar 1.092 kaki, sedangkan Charles de Gaulle memiliki panjang sekitar 858 kaki. Hal ini memberi Nimitz lebih banyak ruang untuk membawa berbagai peralatan terutama pesawat. Kapal Induk kelas Nimitz berbobot sekitar 97.000 ton perpindahan yang jauh di atas Charles de Gaulle yang berbobot 42.000 ton.

    Inilah mengapa operator kelas Nimitz dapat membawa lebih dari 75 pesawat, seperti F / A-18 Super Hornet, EA-18G Growlers, dan banyak lagi.  Sedangkan Charles de Gaulle dapat membawa maksimal 40 pesawat, seperti Dassault Rafales, Dauphins, dan banyak lagi.

    Namun, baik CDG dan kelas Nimitz sama-sama menggunakan sistem peluncuran pesawat catapult dan pendaratan yang ditangkap, yang berarti jet tersebut bisa lepas landas dengan mutan penuh.

    Sebuah rudal RIM-7P NATO Sea Sparrow ditembakkan dari USS Abraham Lincoln /US Navy

    Sedangkan untuk senjata defensif, kapal induk Nimitz umumnya membawa sekitar tiga peluncur rudal delapan-sel  RIM-7P NATO Sea Sparrow. Mereka juga membawa Rolling Airframe Missiles dan sekitar tiga atau empat sistem senjata jarak dekat Phalanx. Senjata-senjata ini digunakan untuk mencegat rudal atau pesawat yang datang.

    Charles de Gaulle  di sisi lain, memiliki empat peluncur delapan sel Sylver yang menembakkan rudal permukaan ke udara Aster 15, dua peluncur enam-sel rudal jarak dekat yang menembakkan rudal anti pesawat dan antirudal Mistral  erta memiliki delapan meriam Giat 20F2 20mm.

    Peluncur rudal Sylver Charles de Gaulle /Wikipedia

    Baik kelas Nimitz dan Charles de Gaulle   telah melihat pertempuran mereka. Kelas Nimitz telah ikut bertempur sejak Perang Vietnam,  Desert Storm, Irak dan Afghanistan. USS Nimitz, kapal pertama kelas ini pertama kali melihat aksi selama krisis sandera Iran pada tahun 1979.

    Charles de Gaulle  dikerahkan ke Samudra Hindia selama Operasi Enduring Freedom dan serangan awal Afghanistan. Kapal juga mengambil bagian dalam zona larangan terbang PBB di atas Libya pada tahun 2011, menerbangkan 1.350 serangan selama perang itu. Keduanya juga terlibat dalam perang melawan ISIS di Irak dan Suriah yang Prancis menyebutnya sebagai Operasi Chammal.

     

     

    Share this
    Tags

    Must-read

    Sebagian Misi Kami Melawan Channel Maling Berhasil

    Sekitar 3 tahun Channel JejakTapak di Youtube ada. Misi pertama dari dibuatnya channel tersebut karena banyak naskah dari Jejaktapak.com dicuri oleh para channel militer...

    Rudal Israel dan Houhti Kejar-kejaran di Langit Tel Aviv

    https://www.youtube.com/watch?v=jkIJeT_aR5AKelompok Houthi Yaman secara mengejutkan melakukan serangan rudal balistik ke Israel. Serangan membuat ribuan warga Tel Aviv panic dan berlarian mencari tempat perlindungan. Serangan dilakukan...

    3 Gudang Senjata Besar Rusia Benar-Benar Berantakan

    Serangan drone Ukraina mengakibatkan tiga gudang penyimpanan amunisi Rusia benar-benar rusak parah. Jelas ini sebuah kerugian besar bagi Moskow. Serangan drone Ukraina menyasar dua gudang...

    Recent articles

    More like this