China memiliki rudal balistik DF-26 yang juga disebut sebaga ‘Guam Killer’ karena mampu menyasar pangkalan udara Guam milik Amerika di Pasifik yang berjarak dari 4.000 kilometer dari China. Dengan kemampuan membawa hulu ledak nuklir, DF-26 bisa membuat Guam benar-benar hancur dan tidak berfungsi lagi.
Situasi ini jelas memusingkan Amerika karena Guam diharapkan akan menjadi basis serangan ke China jika terjadi konflik. Tetapi Amerika tidak kehilangan cara. Latihan terakhir yang melibatkan jet tempur F-22 Raptor dan bomber B-2 Spirit menunjukkan ke China bahwa Amerika bisa menyerang dari wilayah yang aman.
Minggu ini Angkatan Udara Amerika melaporkan bahwa tiga B-2 Spirit dan sekitar 200 penerbang menyelesaikan pengerahan pertama mereka ke Hawaii. Pengerahan ini berlangsung dari 15 Agustus hingga 27 September.
“Meskipun pembom secara teratur berotasi di seluruh Indo-Pasifik, ini menandai penyebaran pertama B-2 Spirit ke Pangkalan Bersama Pearl Harbor-Hickam,” kata Angkatan Udara sebagaimana dikutip Popular Mechanics Kamis 11 Oktober 2018.
Guam adalah tempat yang biasa digunakan sebagai penempatan B-2, tetapi karena berbagai rudal China dan Korea Utara tumbuh, operasi dari Hawaii lebih masuk akal. Hal ini juga memungkinkan B-2 untuk berlatih dengan F-22 Raptor yang ditugaskan ke Skuadron Tempur ke-199, sebuah unit dari Garda Nasional Hawaii.
Integrasi ini memunculkan paket serangan jarak jauh dengan dua kekuatan siluman. F-22 tidak hanya melindungi para pengebom, mereka juga dapat mengintai di depan sambil mempertahankan tetap tidak terendus radar.
Para jet tempur ini dapat menghindari radar bahkan lebih baik daripada B-2 dan dapat mengalahkan apapun dalam pertempuran udara.
Misi jarak jauh yang membutuhkan pengisian bahan bakar udara, dan dengan demikian tanker secara mengejutkan muncul selama latihan. Meskipun B-2 dapat terbang sejauh 6.900 mil dengan tangki penuh, pengisian bahan bakar memperpanjang waktu melebihi target. Tanker tidak dibangun untuk menghindari radar, sehingga mereka mungkin akan tersedia di luar jangkauan cincin baterai anti-pesawat lawan di tanah.
Latihan itu memberi pilot kesempatan untuk mempraktikan opsi lain, seperti pengisian bahan bakar di pit. Selama operasi tersebut, penerbang mengisi bahan bakar B-2 saat mesin sedang berjalan. “Satu B-2 melakukan pengisian bahan bakar di pit-on di Pulau Wake di pertengahan Pasifik,” kata Angkatan Udara.
Angkatan Udara tidak pernah mengatakan secara khusus bahwa Guam Killer mendorong operasi-operasi ini, dan apa yang dilakukan sudah dalam rencana lama. Tetapi operasi pementasan dari Hawaii adalah salah satu tanda paling jelas bahwa Pentagon sedang merencanakan perang tanpa Guam.
“Personel bekerja dengan lancar bersama rekan-rekan mereka di Hawaii untuk menentukan cara terbaik B-2 beroperasi dari lokasi ini di masa depan,” kata Letnan Kolonel Nicholas Adcock, komandan skuadron 393.