Amerika Grounded Seluruh Armada F-35
F-35/USAF

Amerika Grounded Seluruh Armada F-35

Pentagon pada Kamis 11 Oktober 2018 memutuskan untuk menggrounded seluruh armada pesawat siluman F-35 setelah salah satu jet jatuh selama misi pelatihan di South Carolina September lalu.

“Grounded akan mempengaruhi lebih dari 200 jet sampai pemeriksaan tabung bahan bakar di mesin F-35 dilakukan,” kata juru bicara Pentagon sebagaimana dikutip Vox News.

“Jika ditemukan masalah di tabung bahan bakar dipasang, bagian itu akan dihapus dan diganti. Jika diketahui tabung bahan bakar yang baik sudah terpasang, maka pesawat tersebut akan dikembalikan ke status penerbangan. Inspeksi diharapkan akan selesai dalam 24 hingga 48 jam ke depan, ” tambah Joe DellaVedova, juru bicara program F-35 dalam sebuah pernyataan kepada Fox News.

Para pejabat militer mengatakan bahwa inspeksi yang diperintahkan minggu ini adalah untuk membantu mencegah insiden di masa depan.

“Kami akan mengambil setiap langkah untuk memastikan operasi yang aman sementara kami memberikan, mempertahankan dan memodernisasi F-35,” kata DellaVedova.

Inspeksi dilakukan setelah kecelakaan yang dialami F-35B di luar Beaufort, S.C. pada 28 September 2018 lalu.

Dalam kecelakaan itu, F-35B dari 2nd Marine Aircraft Wing jatuh sekitar pukul 11:45 pagi di sebuah  rawa yang tidak berpenghuni dekat komunitas Grays Hill. Pilot Marinir mampu keluar sebelum kecelakaan itu dan tidak menderita luka serius.

Jet itu berbasis di Marine Corps Air Station Beaufort sedang terbang pelatihan rutin saat kecelakaan terjadi. F-35B merupakan jet dengan kemampuan lepas landas pendek dan pendaratan vertikal yang digunakan Marinir. Pesawat ini juga telah melakukan debut tempur pertamanya di Afghanistan hampir bersamaan dengan kecelakaan terjadi.

Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Korps Marinir semuanya memiliki versi F-35, masing-masing harganya sekitar $ 100 juta. Pembengkakan biaya dan penundaan telah menjadi masalah lama yang mengganggu perkembangan jet tempur generasi kelima tersebut.

Wakil Adm. Mat Winter, Direktur Kantor Program Bersama F-35, sebagaimana dikuitip Military.com mengatakan pada Maret dari 280 operasional F-35 yang dibeli hingga saat ini oleh Amerika dan mitra internasional, hanya sekitar setengah yang dapat terbang.