Su-34 Manuver Tempur di Stratosfer dengan Kecepatan Supersonik
Tass

Su-34 Manuver Tempur di Stratosfer dengan Kecepatan Supersonik

Awak pesawat tempur Su-34 terbaru Angkatan Udara Ryang yang ditempatkan di Wilayah Khabarovsk melakukan penerbangan ke stratosfer dalam mode supersonik.

“Selain itu, para pilot telah menyelesaikan unsur-unsur aerobatik, serta unsur-unsur pertempuran udara,” kata layanan pers Distrik Militer Timur melaporkan.

Secara khusus, pilot melakukan manuver ofensif dan defensif selama konfrontasi udara dengan musuh konvensional.

Stratosfer adalah lapisan atmosfer, dimulai pada ketinggian 11 kilometer dan berakhir pada ketinggian 50 kilometer. Supersonic dianggap kecepatan di atas 1,23 ribu kilometer per jam.

Menurut karakteristik penerbangan Su-34, kecepatan maksimumnya di dekat bumi adalah 1.400 kilometer per jam. Sementara pada ketinggian tinggi mencapai 1.900 kilometer per jam.

Pesawat yang juga dijuluki Hellduck alias si Cocor Bebek ini dibangun dengan maksud untuk membawa hampir semua jenis persenjataan modern Rusia, dari bom terarah hingga rudal dipandu satelit. Di Suriah, ratusan pemberontak dan anggota ISIS tewas dalam serangan presisi yang dilakukan menggunakan pesawat Su-34.

Kemampuannya untuk mengunci beberapa target bergerak menjadi momok menakutkan bagi kolom lapis baja dan konvoi transportasi mereka.

Tapi Su-34 tidak hanya dilengkapi dengan rudal udara ke permukaan, tetapi juga rudal udara ke udara. Meskipun difokuskan memberikan serangan terhadap target darat musuh, jet ini mampu mempertahankan diri dari serangan oleh jet lain.

Senjata dan radar yang diarahkan ke belakang memungkinkan Su-34 untuk menangkis serangan musuh yang mengejarnya.

Saat ini jet Su-34 dilengkapi dengan “Hibin” yang mengganggu pengoperasian radar musuh, membuatnya praktis “tidak terlihat”.

Namun militer Rusia berencana untuk menggantinya dengan “Tarantul” yang lebih baru, yang mampu menyembunyikan beberapa jet dalam kelompok serangan dari radar musuh pada saat yang sama, seperti “jubah tembus pandang.”

Fitur lain yang tidak biasa dari jet adalah kabin Su-34 yang memungkinkan pilot tidak duduk satu di depan dan satu di belakang, tetapi berdaampingan.

Hal ini memungkinkan mereka untuk berkomunikasi lebih efektif dalam situasi apa pun tanpa menggunakan radio. Selain itu, menghilangkan keharusan untuk panel kontrol kedua, karena sebagian besar pengendalian dapat dilakukan secara bersama-sama.

Desain seperti itu memungkinkan untuk komunikasi langsung antara rekan-pilot dalam situasi yang darurat dan sistem tekanan khusus membuat udara di kabin bernapas hingga ketinggian 10 km, menghilangkan kebutuhan masker oksigen di bawah ketinggian itu.

Kokpit juga memiliki ruang yang cukup untuk pilot untuk berdiri dan berjalan-jalan atau bahkan untuk minum teh selama penerbangan jarak jauh.

Meski Su-34 baru memasuki layanan pada tahun 2014, pesawat itu sudah diuji di medan perang Suriah. Misi tempur ini menjadikan para perancangnya mendeteksi dan memperbaiki banyak kekurangan yang ditemukan selama menjalankan operasi Angkatan Udara Rusia.

Saat ini, hanya ada beberapa jet Su-34 operasional, tetapi jumlah mereka diperkirakan akan mencapai 100 pada tahun 2020, karena pabrik-pabrik yang membangun pesawat meningkatkan tingkat produksi mereka, bersama dengan peningkatan pendanaan.