Concern Radioelectronic Technologies (KRET) mengatakan armada pesawat pengintai Il-20 Rusia membutuhkan sistem peperangan elektronik terbaru setelah tragedi di Suriah ketika pesawat dihantam rudal pertahanan udara Suriah.
“IL-20 adalah Add Newpesawat yang cukup tua dan dilengkapi dengan peralatan standar on-board yang dirancang hanya untuk melindungi sistem pertahanan udara man-portabel,” kata, wakil direktur jenderal KRET , Vladimir Mikheev kepada RIA Novosti Jumat 28 September 2018.
“Jika Kementerian Pertahanan memberikan tugas, kami akan melengkapinya dengan kompleks peperangan elektronik modern, “katanya.
Il-20 Rusia ditembak jatuh pada 17 September 35 kilometer dari pantai Mediterania, ketika kembali ke pangkalan udara Khmeimim. Sebanyak 15 personel militer Rusia tewas dalam insiden tersebut.
Meski rudal Suriah yang menabrak pesawat tersebut, Rusia menyalahkan Israel yang disebut dengan sengaja menciptakan situasi berbahaya ketika empat F-16 mereka melakukan serangan ke Suriah.
Rusia mengatakan Israel terlambat memberi informasin tentang serangan hingga tidak memungkinkan membawa pesawat ke wilayah aman. Selain itu F-16 Israel juga dituduh dengan sengaja menjadikan pesawat Rusia itu sebagai tameng dari serangan rudal.