Iran ke Arab: Jangan Melintas Garis Merah, Anda Tahu Kami Bisa Menciptakan Badai
Hossein Salami /Sputnik

Iran ke Arab: Jangan Melintas Garis Merah, Anda Tahu Kami Bisa Menciptakan Badai

Ketegangan antara Teheran dan tetangga Arabnya meningkat pekan ini setelah para pejabat Iran menuduh Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, serta Amerika Serikat dan Israel, bertanggung jawab atas serangan teror mematikan selama parade militer di kota Ahvaz, Iran selatan akhir pekan lalu.

Wakil Komandan Garda Revolusi Islam Korps Brigjen Hossein Salami telah memperingatkan Riyadh dan Abu Dhabi untuk tidak melintasi “garis merah” Teheran.

“Jika Anda melewati garis merah kami, kami pasti akan menyeberang dengan Anda. Anda tahu badai yang dapat diciptakan oleh negara Iran,” kata Salami dalam sebuah pidato Jumat 28 September 2018, sebagaimana dikutip oleh Reuters.

“Hentikan membuat plot dan ketegangan. Anda bukan negara tak terkalahkan. Anda duduk di sebuah rumah kaca dan tidak bisa mentoleransi pembalasan bangsa Iran. Kami telah menunjukkan pengendalian diri,” tambah Salami.

Wakil komandan juga menuntut agar Amerika Serikat  berhenti mendukung teroris dengan memperingatkan bahwa Washington akan membayar harga malah jika tidak melakukan hal itu.

Pernyataan Salami muncul di tengah komentar Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Seeyed Ali Khamenei yang menuduh Arab Saudi dan UEA membiayai para pelaku serangan teror di Ahvaz, yang menewaskan sedikitnya 25 orang dan melukai lebih dari 60 orang lainnya.

Khamenei menggambarkan serangan itu sebagai “kelanjutan dari plot-plot negara-negara regional yang merupakan boneka Amerika Serikat.” Dia menambahkan bahwa tujuan dari terorisme tersebut adalah untuk menciptakan ketidakamanan di Iran.

Intelijen Iran mengidentifikasi dan menangkap sekitar 22 orang yang diduga terlibat dalam merencanakan serangan itu.

Lima orang bersenjata yang menembaki personel militer dan penonton selama pawai yang didedikasikan untuk para pejuang yang tewas dalam Perang Iran-Irak. Gerakan Demokrasi Arab Patriotik dan ISIS  mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.