Central Intelligence Agency (CIA) memamerkan sebuah helikopter Mi-17 buatan Rusia yang cukup istimewa bagi mereka. Helikopter yang sudah dipensiun ini adalah helikopter istimewa terutama dikaitkan dengan perang melawan teror yang mereka agung-agungkan pasca serangan 9/11.
Helikopter ini menjadi yang pertama terbang ke Afghanistan untuk memulai operasi CIA yang dikenal dengan sandi Jawbreaker.
USA Today melaporkan bahwa Mi-17 dengan nomor “91101” pada ekornya mengacu pada 9/11 tersebut telah tiba di markas CIA di Virginia utara pada 26 September 2018 yang juga menandai ulang tahun operasi CIA di Afghanistan setelah serangan di New York City dan Washington, DC.
“Helikopter itu bukan simbol 9/11,” kata Direktur Museum CIA, Robert Byer, kepada USA Today. “Ini merupakan simbol dari respons kami.”
Setelah serangan 9/11, petugas lapangan CIA Gary Schroen mengumpulkan tim Jawbreaker. Dia memiliki pengalaman di Afghanistan termasuk membuat beberapa kontak dengan pasukan Mujahidin lokal di Afghanistan setelah invasi Soviet pada 1979 dan memimpin upaya untuk membunuh atau menangkap pemimpin Al-Qaeda Osama Bin Laden pada 1990-an.
Serupa dengan upaya tersebut, misi utama Jawbreaker adalah melakukan kontak dengan unsur-unsur yang kemudian dikenal sebagai Aliansi Utara di Afghanistan. Mereka adalah kumpulan berbagai kelompok yang beroposisi terhadap Taliban dan Al Qaeda. Personel CIA kemudian akan bekerja sama dengan para pejuang itu dan membantu membuka jalan bagi tindak lanjut pasukan Amerika.
Tim Jawbreaker awalnya dikerahkan ke negara tetangga Uzbekistan dan kemudian memindahkan Mi-17 ke wilayah tersebut untuk mendukung operasi mereka. CIA memilih helikopter Rusia karena kemampuan mereka beroperasi di lingkungan panas dan tinggi. Alasan lain adalah desainnya yang kasar dan relatif sederhana dan Taliban juga mengoperasikan jenis yang sama, sehingga lebih mudah untuk menghindari deteksi.

Helikopter yang sekarang ada di Museum CIA membawa skema kamuflase hitam-hijau mirip dengan milik Taliban yang terbang saat itu, serta angka “607” putih besar di sisi badan pesawat. Kru akhirnya menambahkan “91101” hitam yang kurang terlihat di pinggul Hip.
Helikopter kemudian meninggalkan Uzbekistan ke Afghanistan untuk pertama kalinya pada 26 September 2001. Misi terbang pertama ini diwarnai sejumlah kekhawatiran. Selain Taliban mungkin mencoba akan menembaknya jatuh, tim kekhawatiran bahwa Mi-17, yang keluar dari jalur produksi pada tahun 1991, itu tidak akan bisa terbang.
“Salah satu hal yang menarik perhatian saya adalah sistem hidrolik rotor ekor bocor,” kata anggota tim Jawbreaker yang diidentifikasi hanya sebagai “Doc,” kepada USA Today. “Ini masalah dengan menerbangkan helikopter bekas.”
Dalam satu kasus, pilot CIA yang menerbangkan helikopter harus membatalkan misi setelah filter bahan bakar telah tersumbat dan untungnya mereka bisa kembali ke pangkalan dengan aman. Persediaan bahan bakar, secara umum, juga bermasalah. Salah satu kasus drum tempat penyimpanan bahan bakar sudah begitu tua sehingga bahan bakar bercampur dengan puing-puing berbahaya, memaksa personel CIA untuk menyaringnya dengan kaus kaki mereka.
Mi-17 milik CIA, termasuk 91101, terus mendukung misi Jawbreaker sampai tahun 2002. Personil Jawbreaker juga mulai berbagi intelijen dengan anggota Aliansi Utara, terutama tentang keberadaan Bin Laden dan anggota senior Al Qaeda lainnya. Menggunakan peralatan GPS mereka memetakan posisi pasukan yang ramah dan bermusuhan sehingga pesawat tempur militer Amerika, termasuk B-52, akan tahu di mana harus menyerang.
Mereka juga membantu Pasukan A-Teams Angkatan Darat Amerika yang pertama tiba di negara itu pada 19 Oktober 2001, terhubung dengan Grup Aliansi Utara. Personel Jawbreaker, bersama dengan tambahan CIA-Amerika, tim militer, terus berhubungan dengan pasukan lokal dan operator khusus Amerika melalui Pertempuran Tora Bora pada bulan Desember 2001.
— CIA (@CIA) September 26, 2018
Menurut CIA Mi-17 Hip ini terus terbang di Afghanistan hingga 2012. Tidak jelas apakah helikopter itu terus melayani elemen paramiliter CIA di wilayah lain setelah itu.
Juga tidak diketahui berapa jumlah armada Mi-17 CIA pada tahun 2001 tersebut ataupun sekarang. Gambaran resmi militer Amerika dari Maret 2002 menunjukkan salah satu Mi-17 CIA lainnya, dengan kode registrasi sipil AS N353MA ada di Afghanistan selama Operasi Anaconda. Pesawat itu juga dilengkapi antena komunikasi satelit di bagian ekor.
Pada bulan Desember 2001, pihak berwenang Rusia menangkap kontraktor yang bekerja untuk sebuah perusahaan bernama Maverick Aviation yang dilaporkan berada di Siberia dan mencoba untuk membeli Mi-17 atas nama Divisi Konsep Penerbangan rahasia dan CIA.
Sayangnya, 91101 tampaknya disembunyikan lagi. Kita mungkin tidak akan pernah melihatnya lagi, itu kecuali CIA memutuskan untuk membuka museumnya hingga ke publik.