Angkatan Udara Amerika Beli 35 Drone dari China

Angkatan Udara Amerika Beli 35 Drone dari China

Amerika boleh saja mengklaim memiliki teknologi lebih canggih dari China, tetapi dalam beberapa hal, militer mereka masih tetap menggunakan platform buatan negeri Tirai Bambu tersebut.

Salah satunya dibuktikan dengan keputusan Angkatan Udara Amerika untuk membeli 35 pesawat tanpa awak atau drone dari China. Tidak disebutkan secara rinci untuk apa drone itu akan digunakan.

Dalam dokumen tertanggal 17 Agustus 2018 disebutkan USAF memilih drone komersial Mavic Pro Platinum yang dikembangkan perusahaan DJI China yang dianggap lebih baik dibandingkan drone lain di kelasnya.

“Platform lain seperti Tiny Whoop, Ebee, dan 3DR Solo tidak memiliki keserbagunaan untuk melakukan beragam tugas yang kami butuhkan,” kata dokumen tersebut.

Beberapa drone tersebut memiliki, keterbatasan cuaca, resolusi kamera saertarentang waktu penerbangan.

DJI Mavic Pro Platinum

Dokumen tersebut juga menyebutkan faktor-faktor lain termasuk efektivitas biaya pembelian, penggunaan, dan pemeliharaan menjadi alasan memilih produksi DJI.

“Sejauh ini, kami belum menemukan perangkat lain yang layak yang memenuhi persyaratan untuk efektivitas biaya dari DJI Mavic Pro,” menurut dokumen tersebut yang dilansir thethedronegirl.com, Senin 24 September 2018.

Unit operasi Taktik Khusus Angkatan Udara saat ini menggunakan total 15 DJI Mavic Pro drone di delapan Skuadron Taktik Khusus. Pembelian baru menetapkan bahwa Angkatan Udara menginginkan versi Platinum dari Mavic Pro.

Menurut perusahaan DJI, Mavic adalah drone quadcopter teleoperated kompak untuk fotografi udara pribadi dan komersial dan penggunaan videografi.

DJI Mavic Pro Platinum adalah model baru dari versi Mavic Pro yang revolusioner, menawarkan perbaikan termasuk waktu penerbangan 30 menit dan pengurangan daya kebisingan 60%.