Kelompok Pemantau: 3.000 Warga Sipil Suriah Tewas Karena Serangan Koalisi Amerika
F-22 Raptor dalam misi di Suriah dan Irak

Kelompok Pemantau: 3.000 Warga Sipil Suriah Tewas Karena Serangan Koalisi Amerika

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia menyebut selama empat tahun, serangan koalisi pimpinan Amerika telah mengakibatkan 3.000 warga sipil di Suriah  tewas.

Data ini tiga kali lipat dibandingkan data yang diakui koalisi yang menyebut korban sipil ‘hanya’ mencapai 1.000an orang.

Koalisi mulai membom Irak pada Agustus 2014 setelah kelompok ISIS merebut banyak wilayah di negara tersebut. Serangan kemudian diperluas ke Suriah pada 23 September 2014.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah kelompok pemantau yang berbasis di Inggris pada Minggu 23 September 2018, mengatakan bahwa serangan-serangan Suriah telah membunuh 3.331 warga sipil.

Kelompok pemantau ini bergantung pada jaringan sumber di dalam Suriah dan melacak pola penerbangan, pesawat yang terlibat dan amunisi yang digunakan untuk menentukan siapa yang melakukan serangan.

“Di antara mereka yang tewas adalah 826 anak-anak dan 615 wanita,” kata kepala Observatory Rami Abdel Rahman.

Koalisi mengatakan pihaknya selalu menekankan tindakan pencegahan untuk mencegah kematian warga sipil. Dalam laporan terbaru korban sipil yang dipublikasikan bulan lalu, koalisi mengatakan serangan secara tidak sengaja telah membunuh 1.061 warga sipil di Irak dan Suriah hingga 30 Juli 2018. Sampai saat ini koalisi masih menilai 216 laporan lebih lanjut tentang korban sipil. Koalisi tidak menanggapi pertanyaan AFP untuk mengomentari data yang dirilis Observatorium.

Observatorium juga melaporkan  lebih dari 360.000 orang telah tewas di Suriah sejak konflik pecah pada 2011, hampir sepertiga dari mereka warga sipil.