Kontainer Berisi Uang Liberia Senilai Rp1,5 Triliun Lenyap Tanpa Jejak

Kontainer Berisi Uang Liberia Senilai Rp1,5 Triliun Lenyap Tanpa Jejak

Sebuah kontainer  berisi uang kertas Liberia senilai sekitar US$ 104 juta atau sekitar Rp1,5 triliun yang dipesan oleh Bank Sentral negara tersebut dari percetakan di Swedia dan China, lenyap tanpa jejak sesaat setelah mereka tiba di negara tersebut.

Ini jumlah yang sangat besar karena mencapai lima persen dari produk domestik bruto Liberia,

Surat kabar lokal Front Page Afrika sebagaimana dikutip Sputnik Minggu 23 September 2018 melaporkan pemerintahan Presiden George Weah telah menyalahkan pemerintahan Presiden sebelumnya, Ellen Johnson Sirleaf.

Namun, meskipun pejabat pemerintah mengatakan bahwa kontainer tiba pada bulan November  2017 ketika Sirleaf masih di kantor, dokumen pengiriman yang bocor dari pelabuhan menunjukkan bahwa kargo itu baru tiba pada bulan Februari dan Maret tahun ini atau setelah pemerintahan baru Presiden George Weah yang menggantikan Sirleaf.

Sirleaf, yang menyerahkan kendali ke Weah pada bulan Januari, dengan marah menepis tuduhan tersebut.

“Sangat disayangkan bahwa [pemerintah] memberikan informasi palsu yang secara kejam merusak reputasi pejabat masa lalu,” katanya.

Sebanyak 15 pejabat, termasuk Charles Sirleaf, mantan gubernur Bank Sentral dan putra Ellen Sirleaf, telah dicekal sebagai bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung.

Oposisi menuntut penyelidikan independen, dengan Alexander Cummings, yang memimpin partai Kongres Nasional Alternatif yang pro-demokrasi, memperingatkan bahwa banjir uang baru ke pasar akan memperburuk kemerosotan ekonomi negara itu.

“Anda memiliki kelebihan uang setelah barang dan jasa. Inflasi akan meningkat. Harga semuanya akan naik, ”katanya.

Dolar Liberia telah jatuh 20 persen terhadap dolar Amerika sejak George Weah, mantan pemain sepakbola legendaris itu, mengambil alih kantor pada bulan Januari, dan inflasi yang melejit membuat kehidupan rakyat Liberia makin sulit.

Ini adalah awal yang buruk bagi Presiden Weah, dan secara serius akan memunculkan kekecewaan dari para pendukungnya yang memiliki harapan tinggi kepada pemerintahannya. Sejumlah pakar internasional khawatir dengan kondisi negara yang rapuh tersebut.

Liberia menikmati situasi damai selama 12 tahun di bawah Presiden Ellen Johnson Sirleaf, tetapi harapan untuk kebangkitan ekonomi setelah perang saudara antara 1989 dan 2003 hancur oleh merosotnya harga komoditas, turunnya ekspor bijih besi dan karet.

Negara Afrika Barat ini juga dipukul dengan krisis Ebola 2014-2016, yang menyebabkan sekitar 4.800 orang tewas.

Mantan bintang sepak bola George Weah meraih kemenangan dalam pemilihan presiden Liberia pada Desember 2017, mengalahkan lawannya, Wakil Presiden Joseph Boakai.