Pemerintah Trump telah mengesahkan penggunaan “operasi cyber ofensif” sebagai bagian dari strategi cyber nasional baru mereka. Serangan cyber ofensif bertujuan untuk mencegah serangan terhadap jaringan paling kritis Amerika, mencegah gangguan pada pemilihan umum dan menghadapi beragam intrusi, mulai dari aktivitas kriminal hingga spionase dunia maya.
Menurut penasehat keamanan nasional John Bolton, kebijakan baru akan meringankan aturan tentang penggunaan senjata cyber untuk melindungi negara.
Menurut Washington Post mengutip sumber yang tahu masalah ini mengatakan secara umum, keputusan presiden yang disebut National Security Presidential Memorandum 13, atau NSPM 13 – membebaskan militer untuk terlibat, tanpa proses persetujuan yang panjang dalam penggunaan kekuatan pada tingkat yang akan menyebabkan kematian, kehancuran atau dampak ekonomi yang signifikan.
Sebagian besar analis percaya bahwa strategi itu tidak terlalu banyak berbeda dari cybersecurity national action plan (CNAP) yang dikeluarkan era Obama tahun 2016. Masalahnya, menurut beberapa mantan pejabat masalahnya bukan pada kebijakan, tetapi ketidakmampuan lembaga untuk memberikan respons yang kuat.
CNAP Obama termasuk serangkaian inisiatif jangka pendek untuk meningkatkan kemampuan cybersecurity dalam Pemerintah Federal dan di seluruh negeri, yang termasuk bermitra dengan perusahaan teknologi terkemuka dan perusahaan keuangan (Cyber Security Alliance).
Awal pekan ini, Pentagon merilis sebuah dokumen strategi dunia maya yang mengarah ke China dan Rusia sebagai musuh besar Amerika Serikat dan berfokus pada pencegahan.