Inggris dan Prancis giliran dibikin sibuk oleh bomber Rusia setelah dua Tu-160 terbang mendekati Skotlandia tanpa menanggapi kontrol udara pada Kamis 20 September 2018. Situasi ini memaksa kedua negara tersebut mengirimkan jet tempur untuk melakukan pencegatan.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, pesawat yang tidak responsif menunjukkan bahaya terhadap penerbangan lainnya karena tidak berkomunikasi.
“Pembom Rusia yang menyelidiki wilayah udara Inggris merupakan pengingat lain dari tantangan militer yang sangat serius yang Rusia tunjukkan kepada kita hari ini,” kata Menteri Pertahanan Gavin Williamson dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke Business Insider. “Kami tidak akan ragu untuk terus mempertahankan langit kami dari tindakan agresi.”
Pelacak radar penerbangan militer melihat pembom nuklir Rusia dalam jumlah besar lepas landas dari pangkalan di timur negara itu pada Kamis pagi dan melacak mereka saat terbang di atas Skandinavia dan turun ke Laut Utara menuju Inggris.
Armada itu termasuk tiga pembom supersonik Tu-160 dan tiga pembom Tu-95 dengan tanker pengisian bahan bakar. Pernyataan Williamson mengatakan hanya dua Tu-160 yang terlibat dalam insiden intersepsi.
Keterlibatan jet tempur Prancis bisa terlihat dari situs pelacakan radar pesawat. Biasanya Inggris mengirimkan jet tempur sendiri untuk menanggapi potensi pelanggaran wilayah udara, sehingga masuknya jet Prancis mungkin menunjukkan beberapa kelainan dalam insiden tersebut.
Akhirnya para pengebom Rusia berpaling dan jet Eropa kembali ke rumah. Para pembom Rusia tidak memasuki wilayah udara Inggris.
Penerbangan bersama enam pembom Rusia mewakili sejumlah besar kekuatan udara. Kedua pengebom memiliki memampuan serangan nuklir.
Rusia secara teratur menggunakan pembomnya untuk menyelidiki wilayah udara tetangganya dan mungkin mengukur waktu respons untuk membantu merencanakan konflik potensial di masa depan.