Pentagon Harus Sedot Minyak dari Kapal Perang Jerman Yang Tenggelam 72 Tahun Lalu
USNS Salvor dan kapal tanker Humber di dekat bangkai kapal Jerman / US Navy

Pentagon Harus Sedot Minyak dari Kapal Perang Jerman Yang Tenggelam 72 Tahun Lalu

Prinz Eugen, yang dulu merupakan kebanggaan Angkatan Laut Jerman dan tenggelam 72 tahun lalu dengan posisi terbalik di dasar Pasifik masih memunculkan masalah. Bahkan kini Pentagon sedang berusaha untuk mengatasi masalah tersebut.

Kenapa Amerika mengurusi kapal Jerman? Meski semula kapal ini memang milik Jerman, pada saat-saat terakhir memang menjadi bagian dari US Navy. Amerika Serikat menangkap kapal penjelajah Jerman Prinz Eugen sebagai hadiah perang setelah berakhirnya Perang Dunia II.

Prinz Eugen ditenggelamkan pada tahun 1946 setelah dua kali tes bom nuklir di Bikini Atoll. Beberapa dekade kemudian, para ahli khawatir bahwa minyak di kapal tersebut mungkin bocor ke Pasifik. Yang berbahaya, minyak itu mengandung radiasi tinggi akibat terpapar uji nuklir.

Sekitar bulan Juli 1946, beberapa bulan setelah berakhirnya Perang Dunia II, Angkatan Laut Amerika mengumpulkan salah satu armada terkuat dalam sejarah.  Kelompok kapal itu dipimpin oleh kapal induk Saratoga dan kapal perang New York.

Kelompok itu juga termasuk kapal-kapal Axis yang ditangkap seperti kapal perang Jepang Nagato dan Prinz Eugen. Armada terdiri lebih dari 80 kapal perang berlabuh di Bikini Atoll di Kepulauan Marshall, jalan keluar di Samudra Pasifik.

Setelah Perang Dunia II, hubungan Amerika-Soviet telah berubah dingin. Sebagian besar meyakini bahwa Moskow akan mendapatkan bomnya sendiri. Sesuatu yang terbukti benar.

Angkatan Laut Amerika ingin tahu apa yang akan dilakukan senjata nuklir ke kapal perang, sehingga mereka membangun armada hantu ini. Operasi Crossroads melibatkan dua tes, Test Able dan Test Baker, masing-masing simulasi serangan atom pada armada kapal.

Prinz Eugen dengan bendera Amerika pada Januari 1946.

Kapal penjelajah berat Prinz Eugen adalah salah satu kapal terbesar Angkatan Laut Jerman. Cepat dan kuat, Prinz Eugen telah bekerja sama dengan kapal perang Bismarck yang perkasa selama  perang untuk menenggelamkan battlecruiser Inggris Hood sebelum terjebak di Jerman untuk perbaikan.

Kapal itu diserahkan ke Angkatan Laut Amerika pada akhir perang, sempat menjadi USS Prinz Eugen (IX-300) dan selamat dari dua ledakan bom atom, dengan hanya tiang utama yang rusak.

Prinz Eugen selamat dari ledakan, tetapi dia menjadi sangat terpapar radioaktif. Setelah upaya awal untuk mendekontaminasi kapal, Amerika menarik kapal tersebut ke Atol Kwajalein, di mana dia tenggelam enam bulan kemudian.

Sebagaimana dilaporkan Popular Mechanics Rabu 19 September 2018, hari ini kapal terlihat di lepas pantai pulau Enubuj dengan posisi  terbalik di perairan dangkal bahkan baling-balingnya di atas permukaan Samudra Pasifik.

Pada tahun 1974, Militer Amerika memperingatkan bahwa minyak yang masih ada di kapal perang Jerman berisiko bocor diri dan harus dihapus dalam 30 tahun.  Bahkan telah memunculkan beberapa kebocoran minyak kecil selama bertahun-tahun.

Proses pengambilan minyak sekarang sedang berlangsung dalam sebuah proyek gabungan Angkatan Darat, Angkatan Laut Amerika dan Republik Mikronesia. Kapal penyelamatan Amerika, USNS Salvor dan tanker minyak Humber ditambatkan langsung di atas Prinz Eugen, dibantu oleh Unit Mobile Diving and Salvage Unit One Angkatan Laut Amerika.

Fish & Wildlife Service (FWS) Amerika Serikat memperkirakan ada sekitar 2,767 ton minyak yang masih ada di kapal.

USNS Salvor dan kapal tanker Humber di dekat bangkai kapal Jerman / US Navy

Menurut laporan FWS, pengambilan minyak rencanananya akan menggunakkan teknologi “hot tap” yang dikembangkan oleh perusahaan Miko Marine, Norwegia. Sistem Moskito hot tap system menggunakan klem elektromagnetik untuk menempelkan dirinya ke lambung kapal, memotong lubang ke lambung, dan memasang sistem katup untuk menyedot minyak, yang kemudian akan dipompa ke kapal tanker Humber.

Operasi serupa dilakukan pada tahun 2003 untuk menghilangkan minyak dari tanker Angkatan Laut Amerika USS Mississinewa, yang ditenggelamkan oleh torpedo berawak Jepang selama Perang Dunia II.

Prinz Eugen yang tenggelam di laut sangat dangkal dan dalam posisi terbalik  membuatnya lebih mudah untuk mengambil minyaknya dibandingkan bangkai kapal lainnya. Kenyataan bahwa kapal tua itu menyimpan sebagian besar bahan bakarnya di tangki yang berdekatan dengan dinding lambung juga mempermudah akses ke minyak.  Ada 143 tangki eksternal di sepanjang dinding lambung dan 30 lebih lainnya dalam di dalam kapal. Militer AS mengharapkan operasi untuk mengekstraksi minyak hingga selesai pada akhir Oktober 2018.