Sedikitnya 14 tentara Israel tewas saat sebuah pesawat angkut militer Il-20 mereka ditembak jatuh oleh rudal Suriah di lepas Pantai Latakia Senin 17 September 2018 malam.
Meski Suriah yang menembak, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pesawat Israel sengaja menciptakan situasi berbahaya untuk kapal permukaan dan pesawat di daerah tersebut. Pernyataan Rusia juga mengatakan Israel menempatkan pesawat Rusia dalam bahaya dengan terbang di dekatnya.
Kementerian Pertahanan Rusia menyebut sistem pertahanan udara yang menembak jatuh pesawat mereka adalah C-200 atau yang juga dikenal sebagai S-200.
Rudal anti-pesawat mengira IL-20 menjadi target karena dia adalah objek yang lebih besar daripada F-16. “Akibatnya, IL-20, yang permukaan reflektif efektifnya lebih besar daripada F-16, ditembak jatuh oleh rudal C-200,” kata pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia.
S-200 sebenarnya adalah senjata yang sudah cukup tua. Sistem pertahanan udara jarak jauh dan ketinggian tinggi ini dibangun Uni Soviet pada era 1960an oleh NPO Almaz dan dirancang untuk mempertahankan area yang luas dari serangan bomber atau pesawat strategis lainnya.
Rudal ini yang juga menembak jatuh F-16 Israel pada Februari 2018 lalu setelah melakukan serangan ke Suriah. Sumber Pentagon sebagaimana dikutip CNN mengatakan Suriah mendapatkan S-200 dari Rusia beberapa tahun lalu.

Moskow mengatakan Israel pasti menyadari kehadiran pesawat Rusia yang saat itu sedang terbang pada ketinggian 5 km dan sedang melambat untuk persiapan mendarat. “Mereka sengaja melakukan provokasi ini.”
Israel dilaporkan memberi peringatan hanya satu menit seblum serangan “Kami menganggap tindakan provokatif Israel sebagai musuh. Sebagai akibat dari tindakan militer Israel yang tidak bertanggung jawab, 15 prajurit Rusia tewas. Ini sama sekali tidak sesuai dengan semangat kemitraan Rusia-Israel. Kami berhak untuk respon yang memadai, “kata kementerian itu.
Sementara itu media pemerintah Suriah mengklaim pertahanan udara mereka diaktifkan sekitar jam 10.00 malam waktu setempat untuk menghadapi “benda asing” yang datang dari laut.
Awalnya serangan itu digambarkan hanya sebagai “asing,” dan akun media sosial pro-Suriah berspekulasi bahwa itu bisa dilakukan oleh Israel atau oleh Amerika Serikat menggunakan rudal jelajah.
“Saya dapat dengan tegas mengatakan ini bukan kami,” kata juru bicara Pentagon AS Komandan Angkatan Laut Sean Robertson kepada VOA News Carla Babb Senin malam.
Seorang pejabat Amerika yang tahu tentang insiden itu mengatakan Suriah memang sedang berusaha menghentikan serangan rudal Israel ketika pesawat Rusia itu terkena tembakan.