Angkatan Bersenjata Israel atau Israel Defence Force (IDF) mengeluarkan sejumlah pernyataan terkait penembakan tanpa sengaja pesawat Il-20 Rusia oleh rudal Suriah yang menyebabkan sedikitnya 14 tentara tewas. Jika Moskow menyebut Israel sengaja menciptakan situasi bahaya di udara, Tel Aviv menyalahkan Suriah dan sistem pertahanan udara mereka yang tidak jitu.
Dalam pernyataan yang dirilis melalui Twitter, Angkatan Bersenjata Israel mengungkapkan kesedihan atas kematian personel militer Rusia akibat pesawatnya jatuh Senin 17 September 2018 malam.
Israel menuding rezim Assad, yang militernya menembak jatuh pesawat Rusia, sepenuhnya bertanggung jawab atas insiden ini. Israel juga menganggap Iran dan organisasi Hizbullah juga ikut bertanggung jawab.
“Semalam, jet tempur IDF menargetkan fasilitas Angkatan Bersenjata Suriah yang digunakan untuk memproduksi senjata yang akurat dan mematikan akan ditransfer atas nama Iran ke Hizbullah di Lebanon,” kata IDF
Pernyataan itu menamabhkan IDF dan tentara Rusia memiliki sistem deconfliction, yang disepakati oleh para pemimpin negara bagian, dan telah membuktikan dirinya berkali-kali dalam beberapa tahun terakhir. Sistem ini juga digunakan malam ini.
IDF menyebutkan penyelidikan awal dari insiden tersebut menunjukkan:
1. Anti-pesawat tempur Suriah yang ekstensif dan tidak akurat menyebabkan pesawat Rusia terkena dan jatuh.
2. Ketika Tentara Suriah meluncurkan rudal yang menghantam pesawat Rusia, jet-jet IAF sudah berada di wilayah udara Israel.
3. Selama serangan terhadap target di Latakia, pesawat Rusia yang kemudian terkena tembakan tidak berada di dalam area operasi.
4. Baterai anti-udara Suriah yang ditembakkan tanpa pandang bulu dan dari apa yang kita pahami, tidak peduli untuk memastikan bahwa tidak ada pesawat Rusia di udara.
“Israel akan berbagi semua informasi yang relevan dengan Pemerintah Rusia untuk meninjau insiden tersebut dan untuk mengkonfirmasi fakta-fakta dalam penyelidikan ini,” tambah pernyataan itu.