Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengecam Israel terkait pesawat Il-20 mereka yang ditembak tanpa sengaja oleh rudal pertahanan udara Suriah. Moskow menyebut tindakan Israel yang tidak bertanggung jawab menyebabkan jatuhnya pesawat militer mereka dan menewaskan sedikitnya 14 prajurit.
Menteri Pertahanan Rusia langsung berbicara dengan Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman melalui sambungan telepon dan mengatakan bahwa secara keseluruhan Israel harus disalahkan atas kejadian tersebut.
Pertahanan udara Suriah seperti dilaporkan keliru menembak jatuh sebuah pesawat militer Rusia pada Senin malam saat rezim Suriah mencoba menahan serangan beberapa rudal yang ditembakkan Israel ke arah Latakia
Seorang pejabat di kantor Menteri Pertahanan Israel Avigdor Liberman mengatakan kepada CNN juga mengakui memang ada percakapan antara Liberman dan mitranya dari Rusia. Pejabat itu tidak mau berkomentar lebih lanjut.
Pihak Amerika mengakui tahu tentang insiden itu setelah pasukan Suriah menyiarkan pencarian darurat dan penyelamatan panggilan radio pada frekuensi internasional. Amerika kemudian mendapat pesan langsung dari negara lain tentang jenis pesawat dan keadaan insiden tersebut.
Seorang juru bicara Pentagon mengatakan kepada CNN bahwa rudal itu tidak ditembakkan oleh militer AS tetapi tidak akan berbicara tentang siapa yang berada di balik serangan itu.
Peperangan kompleks yang terjadi di Latakia pada Senin malam mengilustrasikan bahaya memiliki begitu banyak pasukan yang beroperasi dalam jarak dekat. Selain angkatan laut dan udara Rusia di wilayah itu, ada pertahanan udara Suriah yang mengoperasikan sistem pertahanan udara buatan Rusia, dan ada pasukan Turki di utara, milisi Iran dan fasilitas produksi rudal yang diduga. Daerah ini di Latakia dan tetangganya Hama hanya sekitar 100 km. lebar dan mencakup 80 km. garis pantai.
Insiden itu terjadi pada hari yang sama ketika Rusia mengumumkan kesepakatan dengan Turki untuk menciptakan zona demiliterisasi di provinsi Idlib Suriah, yang bertetangga dengan Latakia. Kesepakatan ini berpotensi menggagalkan operasi militer berskala besar yang semula akan dilakukan Suriah dengan dukungan Rusia dan Iran.