Kecanduan dan ketergantungan berat pada media sosial telah mempengaruhi kinerja pilot Angkatan Udara India.
Menurut laporan survei yang diterbitkan oleh Taylor & Francis Group, gangguan kurang tidur dan gangguan circadian rhythm dapat menyebabkan kelelahan pada aircrew dan dengan demikian mempengaruhi keselamatan penerbangan.
Menurut survei yang dilakukan di Institute of Aerospace Medicine, Bangalore, mayoritas pilot angkatan udara yang berpartisipasi dalam survei ini mengatakan bahwa mereka tidur lebih banyak di sore hari dan lebih lama di malam hari pada hari libur dan akhir pekan.
Dari 83 peserta, satu dari tiga pilot menyatakan bahwa mereka dapat mencapai efisiensi puncak bahkan hanya dengan tidur 1 hingga 2 jam tidur nyenyak. Jumlah yang dipercaya sangat kurang dan membuat mereka cenderung mengantuk di kokpit karena kurang tidur.
Karena kurang tidur, aircrew dinilai mengalami penurunan perhatian, peningkatan waktu reaksi, penurunan konsentrasi, dan penanganan pesawat yang buruk. “Teh atau kopi adalah tindakan pencegahan yang lebih disukai,” kata laporan itu sebagaimana dikutip Times of India Minggu 16 September 2018.
Marsekal Udara BS Dhanoa dari Angkatan Udara India menyatakan bahwa kemampuan pilot untuk melakukan pekerjaannya semakin terpengaruh karena kurang tidur akibat mereka menghabiskan banyak waktu di media sosial.
Dia menambahkan bahwa media sosial menyebabkan kurang tidur karena sebagian besar orang aktif di media sosial hingga larut malam. Dhanoa mendesak Institute of Aerospace Medicine (IAM) untuk mengembangkan mekanisme untuk mengidentifikasi pilot yang tidak cukup tidur sebelum lepas landas.
“Kami mengalami kecelakaan udara fatal di Uttarlai, dekat Barmer di Rajasthan, pada tahun 2013 karena kurang tidur selama beberapa hari. ” Kecelakaan itu mengacu pada pada tahun 2013 ketika sebuah pesawat tempur MiG-21 Bison jatuh saat mendarat di pangkalan udara Uttarlai di distrik Barmer di Rajasthan, menewaskan pilot.