Ancaman Kiamat Nuklir Pernah Menggantung di Langit Eropa, Akankah Terulang?

Ancaman Kiamat Nuklir Pernah Menggantung di Langit Eropa, Akankah Terulang?

Buku “Fear” yang ditulis wartawan senior Washington Post Bob Woodward dan memunculkan berbagai gejolak di Gedung Putih menyebutkan bahwa Rusia dilaporkan beberapa kali memperingatkan Amerika bahwa mereka tidak akan segan menggunakan senjata nuklir jika terjadi perang di Eropa.

Ancaman dari Rusia inilah yang membuat Menteri Pertahanan Amerika Jim Mattis melihat Moskow sebagai ‘ancaman eksistensial’ bagi Amerika.

Apa yang diungkap buku tersebut menjadi salah satu hal yang mendorong ingatan situasi Perang Dingin ketika nuklir benar-benar menjadi ancaman serius di Eropa. Sebelumnya, perlombaan senjata nuklir yang kembali muncul antara Amerika dan Rusia juga disebut telah menyeret dunia ini ke jurang perang dingin kedua.

Sepanjang Perang Dingin, ancaman perang nuklir menggantung di atas langit Eropa menjadi sebuah mimpi buruk. Tetapi pada saat itu orang tidak akan bisa membayangkan secara detil jika sampai perang nuklir terjadi di Eropa sebarapa parah  akibatnya. Dan setelah hampir satu dekade kontes kekuatan itu berakhir, baru terungkap kejelasan betapa sebuah kiamat akan benar-benar terjadi ketika Soviet menjatuhkan nuklirnya di Eropa.

Kejelasan yang datang dari Carte Blanche, sebuah latihan besar pertama NATO untuk mensimulasikan jika terjadi tukar menukar senjata nuklir dengan Soviet.

Kala itu pejabat akhirnya mendapat perkiraan angka yang benar-benar mengerikan. dengan 1,7 juta orang di Jerman tewas dan 3,5 juta luka. Jumlah orang mati dalam hitungan jam ini akan melebihi korban akibat pemboman strategis selama Perang Dunia II.

Hasil latihan ini benar-benar mengejutkan negara-negara NATO, terutama di Jerman Barat yang dianggap akan menjadi ground zero ketika perang dengan Soviet, dan ini memunculkan kekhawatiran besar para pemimpin. Selama bertahun-tahun sesudahnya, Carte Blanche difokuskan tentang bagaimana menanggulangi nuklir di Eropa.

Setelah Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945, dunia sasdar bahwa senjata ini memiliki sifat distruktif mengerikan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tapi pemahaman tentang dampak spesifik senjata terutama yang dari senjata nuklir taktis kecil lebih sulit dipahami.

Itu terutama berlaku untuk sekutu NATO, yang tidak memiliki senjata nuklir mereka sendiri dan jenis pemahaman rinci tentang kemampuan dan efek yang berasal dari pembangunan dan kepemilikan senjata.

Nuklir taktis dikemas lebih kecil dari bom strategis yang lebih besar. Logika di balik menggunakan mereka adaah bahwa senjata yang cukup besar untuk mengimbangi kelemahan NATO terhadap keunggulan konvensional pasukan Soviet.

Next: Simulasi Mengerikan