Industri pertahanan Korea Selatan membuat lompatan teknologi dengan meluncurkan kapal selam rudal pertama mereka.
Kapal selam Dosan Ahn Chang-ho seberat 3.000 ton ton ini mampu menembakkan rudal jelajah dan balistik dan merupakan yang pertama dari tiga kapal diesel-listrik yang direncanakan untuk dibangun dalam lima tahun ke depan. Kapal pertama ini menghabiskan dana pembangunan £535 juta.
“Kapal selam Dosan Ahn Chang-ho adalah kapal selam kelas menengah pertama Angkatan Laut Korea Selatan dan telah dibangun dengan kombinasi teknologi mutakhir,” kata Angkatan Laut dalam siaran persnya sebagaimana dikutip Kantor Berita Yonhap Jumat 14 September 2018.
“Ini adalah sistem senjata strategis nasional yang mampu menanggapi semua ancaman, dan itu akan membantu memperkuat kemampuan pertahanan Angkatan Laut.”
Jika kapal selam mereka sebelumnya dengan bobot 1.200 ton dan 1,800 ton dobangun dibangun dengan bantuan teknologi Jerman, kapal selam terbaru ini sepenuhnya dirancang di dalam negeri dan 76 persen bagian komponennya dibuat oleh perusahaan Korea Selatan.
Kapal selam baru dengan panjang 83,3 meter dan lebar 9,6 meter yang mampu membawa 50 awak ini dilengkapi dengan enam tabung peluncuran vertikal yang mampu menembakkan rudal balistik serangan darat dari bawah laut.
Kapal selam dilengkapi dengan air-independent propulsion hingga dapat beroperasi di bawah air selama 20 hari tanpa harus muncul ke permukaan. Kapal ini dijadwalkan akan segera menjalani pengujian dan akan masuk operasional pada 2022.
Pembangunan kapal selam baru adalah bagian dari proyek Korea Selatan untuk membangun kapal selam Changbogo-III 3.000 ton di dalam negeri. Proyek, senilai US$ 2,97 miliar atau sekitar Rp44 triliun tersebut diluncurkan pada 2007 dan direncanakan akan berakhir pada 2023. Sebanyak tiga kapal selam akan dibangun dengan masing-masing kapal seharga kurang lebih 1 juta won atau sekitar Rp12 triliun.
“Ini adalah lompatan maju negara ini dalam industri pertahanan,” kata Presiden Moon Jae-in pada upacara peluncuran di galangan kapal Daewoo di mana kapal itu dirancang dan dibangun.
“Perdamaian melalui kekuasaan adalah strategi keamanan yang tak tergoyahkan dari pemerintah ini.”
Peluncuran kapal selam teknologi tinggi ini dilakukan di tengah hubungan yang semakin baik dengan Korea Utara. Moon akan menuju ke Pyongyang pekan depan untuk pertemuan puncak ketiga dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.
Pertemuan dilakukan saat upaya yang dipimpin Amerika untuk membujuk Pyongyang agar menghentikan senjata nuklirnya terhenti. “Kami telah memulai perjalanan besar menuju denuklirisasi di semenanjung Korea,” kata Moon.
“Tetapi perdamaian tidak diberikan secara serampangan,” tambahnya.
Korea Utara diperkirakan memiliki 70 kapal selam yang sebagian besar sudah tua. Kantor kantor berita Yonhap melaporkan bahwa Pyongyang juga telah mengembangkan kapal selam baru berkapasitas 2.500 ton yang dilengkapi dengan sistem peluncuran vertikal.