Angkatan Udara Amerika saat ini mengoperasikan sekitar 230 F-15C/D di seluruh dunia. Kebanyakan mereka berbasis di Amerika untuk misi pertahanan dalam negeri. Selain itu Pentagon juga menempatkan pesawat ini di Pangkalan Udara Kadena, Jepang, dan RAF Lakenheath, Inggris.
Jet tempur ini menjadi kekuatan penting Amerika dalam membangun superiotas udara. Kemampuan F-15C/D dalam pertempuran udara memang tidak diragukan. Dalam sejarah pertempuran belum ada satupun F-15C yang jatuh dalam pertempuran.
Masalahnya, pesawat ini semakin tua dan semakin dekat dengan masa pensiun. Sikap Pentagon yang ragu-ragu apakah akan mengupgrade pesawat agar lebih lama terbang menjadikan nasib Eagle tidak akan begitu baik.
Di sisi lain, USAF juga tidak melakukan persiapan untuk mengisi kekuatan penting yang ditinggalkan oleh F-15C jika mereka benar-benar pensiun. Siapa yang akan menjadi tulang punggung pertempuran udara?
Amerika Serikat sangat bergantung pada F-15C, untuk mempertahankan superioritas udara di rumah dan di luar negeri. Dengan kemampuan membawa delapan Raytheon AIM-120 Advanced Medium-Range Air-to-Air Missiles dan wide-aperture radar, F-15 sangat ideal untuk melakukan misi pertahanan udara dan mencegat serta menembak musuh. Eagle dan F-22 Raptor adalah dua jet tempur yang ada di hangar USAF yang dirancang khusus untuk peran udara ke udara.
Mempensiun armada F-15C / D tidak hanya menciptakan kesenjangan kemampuan, tapi juga kapasitas. Jumlah F-22 yang sedikit tidak akan mampu memenuhi misi superioritas udar global Amerika, terutama ketika pada waktu tertentu banyak Raptor harus menjalani pemeliharaan.
Richard Aboulafia, analis Teal Group mengatakan mempensiun F-15 tanpa penggantian cepat akan meninggalkan Angkatan Udara tinggal memiliki sekitar 125 pesawat tempur superioritas udara dalam kode tempur.
“Dari perspektif kekuatan udara, ini adalah menunggu bencana terjadi,” katanya sebagaimana dikutip Aviation Week beberapa waktu lalu. “Ketika Anda melihat China atau Rusia, mereka memiliki banyak sekali pesawat generasi keempat.”
Bagaimana jika F-16 yang mengisi kekosongan ini? Tentu dengan sejumlah peningkatan. John Venable dari Heritage Foundation mengatakan bahkan dengan upgrade AESA, radar F-16 akan jauh lebih kecil, menghasilkan area penargetan sempit. F-16 juga hanya membawa enam rudal dan kemampuan terbang lebih lambat serta tidak semanuver F-15.
Jika F-35A bagaimana? Jet tempur siluman ini memang dapat mengurangi kesenjangan sampai batas tertentu. Meskipun JSF dirancang terutama untuk misi udara ke darat, Angkatan Udara Amerika mengatakan pesawat memiliki kemampuan pertahanan udara lebih baik dari perkiraan semula.
Ada laporan dari F-35A mencapai rasio kill mengesankan yakni 20: 1 dan bahkan 24: 1 melawan pesawat yang berperan sebagai musuh dalam Red Flag.
“Kemampuan tempur udara ke udara F-35 jauh lebih baik dari yang diperkirakan banyak orang,” kata Letnan Kolonel David Berke dari Korps Marinir Amerika Serikat, yang telah menerbangkan F-35B dan satu-satunya pilot Marinir yang pernah menerbangkan F-22.
“Saya akan sangat percaya diri menggunakan F-35 untuk menghadapi musuh saat ini dan masa depan. F-35 akan mampu melawan Su-57 [Rusia] dan J-20 [China].”
Namun, kenyataannya adalah bahwa F-35A belum juga matang dan beroprasi penuh. Masih butuh waktu bertahun-tahun untuk melihat banyak F-35 beroperasi dalam status siap tempur. “Platform terbaik yang tersedia bagi kita dalam jumlah sekarang adalah F-15C,” kata Venable.
Rebecca Grant, presiden IRIS RIS Independent Research berpendapat Angkatan Udara Amerika harus sabar dalam memilih waktu kapan akan mempensiun F-15. Ketika ketika banyak F-35A telah beroperasi maka itulah waktu yang tepat untuk mengakhiri masa tugas F-15C / D.
Namun Angkatan Udara Amerika justru berpendapat bahwa F-15C yang merupakan pesawat generasi keempat tidak akan survivable di lingkungan medan perang saat ini dan masa depan. Dengan perkembangan radar dan sistem rudal permukaan ke udara yang pesawat di berbagai negara, terutama China dan Rusia akan mengancam pesawat generasi keempat.
“Sebagian besar [pesawat F-15] dirancang di tahun 60-an dan akhir 70-an dan tidak sesuai untuk ancaman yang kita miliki [sekarang],” kata Letnan Jenderal Jerry Harris, wakil kepala staf untuk rencana strategis, program dan persyaratan USAF.
“Ketika datang ke pertempuran di wilayah udara yang dijaga ketat generasi keempat tidak memiliki banyak peran dalam lima atau 10 tahun dari sekarang, bahkan dengan beberapa upgrade.”
Meskipun F-15C membawa dua kali lebih banyak senjata udara ke udara dibandingkan F-35 hal itu juga tidak akan membawa pengaruh besar. “Mereka akan mengambil tiga kali jumlah rudal ke kuburan mereka,” kata Harris.
Sebenarnya yang paling pas untuk menggantikan F-15C/D adalah F-22 Raptor. Tetapi ini juga tidak mungkin karena untuk membuka lagi garis produksi jet tempur tersebut akan membutuhkan biaya yang luar biasa mahal.