Mesir sejak Sabtu 9 September 2018 secara resmi membuka makam kuno Mehu untuk publik. Sejak ditemukan pertama kalinya pada 1940 oleh arkeolog Zaki Saad makam ini tidak pernah diperbolehkan dikunjungi masyarakat umum.
Makam, yang diperkirakan berusia sekitar 4.300 tahun tersebut, terletak di nekropolis Saqqara dekat Giza. Sosok yang dimakamkan adalah Mehu, seorang pejabat penting Raja Firaun yang juga merupakan kerabat raja pertama Dinasti Keenam
Situs berita Yordania, Al Bawaba melaporkan makam memiliki enam ruang dengan berbagai hieroglif yang menggambarkan memancing Mehu, memanen dan menari secara akrobatik. Sebanyak 48 judul Mehu juga tertulis di dinding, bersama dengan dua buaya yang menikah.
“Dia adalah orang penting,” kata Zahi Hawass, mantan Menteri Purbakala Mesir kepada stasiun Saudi al-Arabiya. “Dia seorang wazir; dia adalah ketua juri; dia juga direktur istana.” Di tempat ini juga dimakamkan putra Menhu, Meren Ra dan cucunya Heteb Kha.
Zahi Hawass juga mengatakan makam ini istimewa karena menggambarkan pernikahan dua buaya. Dia juga mengatakan ada hieroglif di dinding yang menceritakan betapa pentingnya peran Mehu.
Pembukaan makam tua ini sebagai upaya Mesir untuk memulihkan lagi sektor wisata mereka. Setelah Arab Spring pada tahun 2011, industri pariwisata Mesir sangat menderita, dengan kedatangan turis turun hingga jutaan.
Menurut Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebagaimana dilaporkan Global News pada 2010 negara ini dikunjungi 14 juta wisatawan dan turun drastis hanya menjadi 5,3 juta pada tahun 2016.. Pada akhir tahun 2017, jumlahnya meningkat, dengan sekitar 8,2 juta wisatawan tiba di negara itu tahun itu.
Khaled El Anany, menteri Purbakala Mesir mengatakan kepada Reuters bahwa mereka mengundang para duta besar dan media internasional untuk membuka makam tua itu guna menunjukkan Mesir aman dan menarik perhatian para pelancong.