Eropa Berjuang Keras Turunkan Biaya Operasional Jet Tempur F-35
F-35

Eropa Berjuang Keras Turunkan Biaya Operasional Jet Tempur F-35

Negara-negara Eropa yang menerbangkan jet tempur F-35 di Eropa berusaha keras untuk menekan biaya operasional F-35.  Masalah ini menjadi masalah besar yang dibahas ketika para pejabat militer senior dari Amerika Serikat, Israel dan negara-negara pengguna F-35 di Eropa – Inggris, Italia, Norwegia, Denmark, Turki, Belanda – bertemu di Jerman pekan lalu.

“Kami membahas pentingnya memastikan bahwa biaya masa depan – khususnya untuk perawatan- dijaga agar tetap minimum sehingga kami tidak perlu memotong pembelian di masa depan,” kata Kolonel Angkatan Udara Amerika Leslie Hauck, yang mengepalai kantor integrasi jet tempur generasi kelima di Markas Angkatan Udara Amerika di Eropa, mengatakan kepada Reuters Selasa 11 September 2018.

Kepala Staf Angkatan Udara AS Jenderal David Goldfein tahun ini juga meluncurkan dorongan besar untuk menurunkan biaya terbang ke tingkat yang sama dengan pejuang saat ini tanpa kemampuan stealth.

Para ahli mengatakan Angkatan Udara Amerika- pembeli terbesar F-35 – dapat mengurangi pembelian yang direncanakan dari 1.763 pesawat kecuali dapat menurunkan biaya terbang pesawat tempur paling canggih di dunia tersebut.

Laporan akuisisi terbaru Pentagon menyebutkan biaya per jam terbang F-35 sekitar US$30.000 atau sekitar Rp 446 juta per jam dibandingkan dengan sekitar US$ 25.500 atau sekitar Rp379 juta per jam untuk jet tempur F-16.

Harga jet baru telah turun dan diperkirakan akan mencapai US$ 80 juta per pesawat pada tahun 2020, tetapi lebih banyak pekerjaan diperlukan untuk mengurangi biaya pengoperasian jet, kata Hauck. Dia mengatakan Angkatan Udara ingin memangkas biaya operasi sebesar 38 persen.

Dia mengatakan para pemimpin udara dari negara-negara pengguna membahas masalah ini di Royal International Air Tattoo, pertunjukan udara militer terbesar di dunia, di Inggris pada bulan Juli, dan itu akan menjadi titik fokus utama selama pertemuan kelompok kerja pada bulan November.

Kantor program F-35 Pentagon minggu lalu mengatakan akan menyusun dan mendistribusikan informasi dari pengguna tentang prosedur pemeliharaan, persyaratan kepegawaian dan metrik utama lainnya.

“Ada hal-hal yang bisa kami lakukan dengan kelompok kami. Tetapi sekarang tidak ada mekanisme yang baik untuk berbagi pelajaran, ”kata Hauck, sambil mengatakan bahwa kantornya juga menjangkau pengguna F-35 di Asia – Jepang, Australia, dan Korea Selatan – untuk menerima masukan mereka.

Pada tahun 2019 akan ada sekitar 64 F-35 di Eropa dan 550 pada 2034. F-35 Amerika pertama akan tiba pada 2021.