Tak Ada Tempat Aman di Afghanistan
Anak-anak Afghanistan /Pencilled in

Tak Ada Tempat Aman di Afghanistan

Yves Daccord, Direktur Jenderal Komite Palang Merah Internasional (ICRC), menyampaikan kekhawatirannya mengenai keselamatan di Afghanistan.

“Tak ada tempat aman di Afghanistan sekarang,” katanya Kamis 6 September 2018. Pernyataan tersebut dikeluarkan cuma beberapa hari setelah Duta Besar Finlandia untuk Afghanistan mengatakan situasi di sana telah membaik.

Daccord memperkirakan situasi akan tetap sulit sebab “tak ada penyelesaian politik yang terbayang, tak ada tempat aman di Afghanistan sekarang, termasuk di Ibu Kotanya, Kabul,” katanya sebagaimana dilaporkan penyiaran nasional Finlandia, Yle.

Draccord memulai kunjungan dua-hari ke Finlandia dan ia dijadwalkan bertemu dengan Menteri Urusan Perdagangan dan Pembangunan Finlandia Anne-Mari Virolainen dan anggota parlemen.

Saat membahas masalah migrasi, Draccord mengatakan  penutupan perbatasan untuk sementara bukan penyelesaian yang bertahan lama. “Eropa harus memutuskan mengenai berapa orang yang bisa diterimanya.”

Awal pekan ini, Dinas Imigrasi Finlandia, Migri, membekukan pemberian suaka bagi pemohon dari Afghanistan. Migri mengatakan kepada Yle pada Kamis bahwa garis kebijakan Finlandia mengenai keselamatan orang Afghanistan tampaknya akan jelas pada awal pekan depan.

Telah ada perdebatan terbuka di Finlandia mengenai apakah aman untuk memulangkan pencari suaka yang ditolak ke Afghanistan. Draccord menggaris-bawahi bahwa ia tak mendukung keputusan yang diambil oleh Finlandia tersebut.

Penilaian oleh Draccord berbeda dengan komentar Duta Besar Finlandia untuk Kabul Hannu Ropatti pekan lalu. Duta besar itu mengatakan kepada Yle bahwa menurut pendapatnya situasi di Kabul agak membaik.

Ripatti mengatakan jumlah korban jiwa sipil di Afghanistan berada pada tingkat yang sama dengan korban akibat konflik yang berkaitan dengan narkotika di daerah perbatasan antara Meksiko dan Kolombia.

Komentar duta besar itu dikutip banyak media di Finlandia. Ia juga mengatakan lebih sedikit warga sipil telah tewas oleh aksi teror di Afghanistan selama dua tahun belakangan ini dibandingkan dengan kecelakaan lalu-lintas di negeri tersebut.